Siapa pun tahu betapa besar kebutuhan manusia akan air, makanan, matahari, udara, pakaian dan obat-obatan. Akan tetapi, tahukah anda, wahai hamba-hamba Allah, apa yang lebih penting dari pada itu semua ? yaitu sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, karena segala urusannya tidak bisa berjalan dengan baik tanpa keberadaannya. Urgensinya melebihi apa pun yang dianggap penting dan mendesak. Kebutuhan terhadapnya lebih besar daripada kebutuhan lainnya. Karena sesungguhnya ia adalah makanan, pakaian dan obat yang hakiki bagi manusia. Sebab, apabila manusia tidak memilikinya, mereka akan rugi di dunia dan Akhirat. Na’udzu billahi min dzalik. Itu adalah iman dan akidah, sebagai ilmu dan amal, perilaku dan jalan hidup.

Saudaraku seiman! Sesungguhnya salah satu kelebihan yang diberikan kepada umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ialah bahwa Allah menunjukkan mereka kepada agama yang benar ini. Lalu Allah memilih akidah yang paling benar dan paling bersih, metode yang paling sempurna dan paling tinggi, ibadah yang paling mudah dan paling jernih, dan akhlak yang paling mulia dan paling suci.

Saudaraku seiman! Salah satu keistimewaan umat ini yaitu umat ini adalah ‘’umat akidah’’. Inilah rahasia terbesar dalam hal kekuatan pribadi mereka dan bangunan peradaban mereka serta resep paling berharga dalam bangunan kejayaan dan kemenangan mereka yang terus menerus.

Oleh karena itu, kita harus membekali diri dengan senjata akidah. Karena di muka bumi ini tidak ada satu pun kekuatan yang bisa menandingi atau bahkan mendekati kekuatan akidah dalam menjamin keshalihan individu dan kestabilan masyarakat.

Saudaraku seiman ! Keterikatan dan hubungan seorang muslim dengan akidahnya sangat erat, kuat dan tepat. Hal itu terlihat jelas di setiap tindakan dan urusannya; di kala suka dan duka, di saat susah dan mudah, di dalam ibadah dan muamalah. Bahkan seluruh hidup dan matinya untuk Allah subhanahu wa ta’ala, dan tiada menyekutukanNya. Jika meminta sesuatu, ia memintanya kepada Allah. Jika shalat, haji, bernadzar, dan menyembelih hewan, ia melakukannya karena Allah. Jika meminta bantuan atau pertolongan, ia memintanya kepada Allah semata. Tidak ada yang diandalkannya untuk memenuhi hajatnya, melepaskan kesulitannya, mendatangkan keuntungannya dan menolak kerugiannya selain Allah subhanahu wa ta’ala.

Itulah akidah seorang muslim; percaya dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Saudaraku seiman ! Kita harus yakin bahwa kehidupan yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia dan legawa tidak bisa dicapai tanpa iman dan amal shalih. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl : 97)

Saudaraku seiman ! Sesungguhnya amal shalih itu bekal yang akan dibawanya ketika meninggal dunia. Amal shalih yang akan menentukan nasibnya di Akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يتْبعُ الميْتَ ثلاثَةٌ: أهلُهُ ومالُه وعمَلُه، فيرْجِع اثنانِ ويبْقَى واحِدٌ: يرجعُ أهلُهُ ومالُهُ، ويبقَى عملُهُ

Mayit akan diantar oleh tiga hal. Lalu yang dua pulang kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Ia diantar oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Lalu keluarga dan hartanya pulang kembali, sedangkan amalnya tinggal bersamanya. (HR. Al-Bukhari, no. 6514 dan Muslim, no. 2960)

Jadi, amal adalah sahabat manusia di dalam kuburnya. Ia akan memperoleh nikmat jika amalnya shalih, dan akan menerima azab jika amalnya tidak shalih.

Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan, ‘‘Sesungguhnya amal yang shalih akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan berbau harum. Lalu laki-laki itu berkata: ‘Bergembiralah dengan apa yang menyenangkan hatimu! Si mayit bertanya: Siapa kamu ? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan ! laki-laki itu menjawab : ‘Aku adalah amalmu yang shalih. Sedangkan amal yang buruk akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah jelek, berpakaian jelek, dan berbau busuk. Lalu laki-laki itu berkata: ‘Bergembiralah dengan apa yang menyakitkan hatimu! Si mayit bertanya: Siapa kamu? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan keburukan! Laki-laki itu menjawab : ‘Aku adalah amalmu yang buruk.’’

Mana perhatian manusia terhadap pelajaran ini ? siapa pun yang mencermati realita mayoritas umat Islam maka ia akan kembali dengan hati yang luka dan jiwa yang sedih. Karena melihat amal yang buruk bertumpuk dan menyebar luas di tengah masyarakat muslim. Ada beragam bentuk syirik dan bid’ah. Ada dosa-dosa besar dan kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku muslim. Ada pembunuhan, perzinaan, praktik riba, pencurian, kesewenang-wenangan, minuman keras, narkoba, mengabaikan shalat jum’at dan shalat jama’ah, asyik dengan aktifitas-aktifitas yang melalaikan dan membuat terlena. Ada pamer kecantikan dan aurat, kurangnya rasa malu, pamer perhiasan, dan pergaulan bebas. Semuanya ada di tengah-tengah kaum muslimin dan muslimat. Kita mohon kepada Allah agar kita diselamatkan dari terjatuh ke dalam hal-hal buruk tersebut dan keburukan yang lainnya.

Kaum muslimin, Bertakwalah kepada Allah dan kerjakanlah amal
yang shalih. Karena Rabb anda telah menganjurkan kepada anda untuk mengerjakan amal shalih dengan beragam uslub (gaya bahasa). Ada yang menggunakan uslub perintah langsung. Ada yang menyebutkan balasan yang akan diterima pelakunya di Akhirat dan kondisinya di dunia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَمَا تُجْزَوْنَ إِلا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap apa yang telah kamu kerjakan (QS. As-Shaffaat : 39)

Allah subhanahu wa ta’ala juga melihat amal perbuatan kita. Seperti
pada firmanNya,

إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Sungguh Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mu’minun: 51)

Allah subhanahu wa ta’ala juga menugaskan para malaikat untuk
mencatat amal perbuatan kita. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ . كِرَامًا كَاتِبِينَ . يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. Al-Infithar : 10-12)

Dan kita akan menghadap kepada Allah. Lalu kita akan menjumpai amal perbuatan kita pada hari kiamat; kita akan melihat dan membacanya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا . اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu (Qs. Al- Isra’ :13-14)

Dan amal perbuatan manusia itu adakalanya menguntungkan dirinya dan adakalanya merugikan dirinya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. (Qs. Fushshilat : 46)

Wahai hamba-hamba Allah ! Anda harus membekali diri dengan amal shalih sepanjang masih punya waktu dan kesempatan. Waspadalah terhadap hal-hal yang bisa menghalangi anda dari amal yang bermanfaat. Seperti nafsu yang menyuruh berbuat jahat, setan yang terkutuk dan kawan-kawannya dari bangsa jin dan manusia, hawa nafsu, syubhat, dan angan-angan mereka. Serta dunia yang hina dan kesenangannya. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha. Teruslah beramal shalih. Jangan sekali kali mundur setelah maju, dan jangan pernah lalai setelah patuh.

Saudaraku kaum muslimin ! Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada anda ialah waktu-waktu utama dan musim-musim kebajikan dan rahmat. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang taat supaya memperbanyak bekal amal shalih. Juga memberi kesempatan kepada para pendosa untuk bertaubat kepadaNya dan kembali ke jalan yang benar serta mengasah iman yang ada di dalam jiwa mereka.

Maka, segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah menyediakan keutamaan yang agung ini untuk hamba-hambaNya.

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

 

Katakanlah : ”Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus : 58)

Akhirnya, semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk terus beramal shalih yang dibangun di atas pondasi iman yang kokoh dengan mengikuti petunjuk Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Aamiin

(Redaksi)

Sumber :
Kaukabatu al-Khuthabi al-Munifah Min Mimbari al-Ka’bah asy-Syarifah, Syaikh Dr. Abdurrahman bin Abdul Aziz As-Sudais. (Edisi Indonesia), hal. 90-96, dengan sedikit gubahan.