Nasehat saya kepada seluruh kaum Muslimin, hendakalah mereka senantiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hendaklah mereka menyambut bulan (Ramadhan) yang agung ini dengan benar-benar bertaubat dari segala dosa. Hendaklah mereka menyambutnya dengan berusaha memahami agama mereka dan mempelajari hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa serta qiyamul lail (shalat malam) mereka. Beradasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين (رواه البخاري)

”Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, maka Dia akan memberikan pemahaman tentang dien (agama)kepadanya .”(HR. Imam al-Bukhari, dalam kitabul ‘Ilmi bab Man Yuridillahu bihi Khairan Yufaqqihhu fid Diin, no. 71 dan riwayat Imam Muslim, kitabuz Zakat, Bab an-Nahyu ‘anil Mas’alah, no. 1037)

Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

“Apabila bulan Ramadhan sudah tiba, maka pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka Jahannam ditutup, serta setan-setan dibelenggu.”( HR. Imam al-Bukhari, dalam kitab Bad’il Khalq, Bab Shifati Iblis wa Junuuduhu, no. 3277 dan riwayat Imam Muslim, kitabus Shiyam, Bab Fadhli Syahri Ramadhan, no. 1079)

Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

« إذا كان أول ليلة من شهر رمضان صفدت الشياطين ، ومردة الجن ، وغلقت أبواب النار ، فلم يفتح منها باب ، وفتح أبواب الجنة ، فلم يغلق منها باب ، وينادي مناد: يا باغي الخير أقبل ، ويا باغي الشر أقصر ، ولله عز وجل عتقاء من النار ، وذلك عند كل ليلة »

”Jika malam pertama bulan Ramadhan sudah tiba, setan-setan dan jin nakal dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tak satupun pintu yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka, tak satupun yang ditutup. Kemudian ada Malaikat yang menyeru,”Wahai para pencari kebaikan menghadaplah (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan memperbanyak ketaatan)! Wahai para pelaku keburukan berhentilah!” Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki banyak hamba-hamba yang dibebaskan dari api neraka. Itu terjadi setiap malam (bulan Ramadhan).”(HR. Imam at-Tirmidzi dalam Kitabush Shiyam, Bab Maa Jaa’a fii Fadhli Syahri Ramadhan, no. 682 dan Ibnu Majah Kitabush Shiyam Bab Maa Jaa’a fii Fadhli Syahri Ramadhan, no. 1642)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رمضانَ إيماناً واحتساباً ، غُفِرَ له ما تقدَّم من ذنبه، ومن قام رمضان إيماناً واحتساباً ، غُفِرَ له ما تقدم من ذنبه ، ومَنْ قَام لَيلةَ القدرِ إيماناً واحتساباً ، غُفِرَ له ما تقدَّم من ذنبه

“Barangsiapa yang melakukan ibadah puasa Ramadhan karena rasa iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Barangsiapa yang mendirikan sholat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala niscaya akan diampuni pula dosa-dosanya yang telah berlalu. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam qadar karena iman dan mengharapkan pahala niscaya juga akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” ( HR. Imam al-Bukhari, dalam kitabush Shaum, Bab Man Shaama Ramadhana Imaanan wa Ihtisaaban, no. 1901 dan riwayat Imam Muslim, kitabush Shalati Musaafiriin wa Qashrihaa, Bab at-Targhiib fii Shiyaami Ramadhan, no. 760)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

قال الله كل عمل ابن آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به والصيام جنة وإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث ولا يصخب فإن سابه أحد أو قاتله فليقل إني امرؤ صائم . والذي نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله من ريح المسك . للصائم فرحتان يفرحهما إذا أفطر فرح وإذا لقي ربه فرح بصومه

”Allah berfirman, ”Semua amalan kebaikan Bani Adam (manusia) adalah miliknya, kecuali amalan puasa. Karena puasa itu milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasan. Puasa itu merupakan tameng. Dan jika salah seorang di antara kalian sedang menjalankan puasa maka janganlah dia berkata keji dan berteriak-teriak. Jika ada seseorang yang mencela atau memeranginya, maka hendaklah dia mengatakan:”Saya sedang menjalankan ibadah puasa.”Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi daripada bau minyak misik di sisi Allah. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan (yaitu) kebahagiaan ketika dia berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, dia bahagia dengan ibadah puasanya.” (HR. Imam al-Bukhari, no. 7492 dan Riwayat Imam Muslim no. 1151)

Juga sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهَِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ في أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dusta, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala sama sekali tidak butuh terhadap puasa orang itu.(HR Imam Bukhari, kitab as-shaum, Bab Man Lam yada’ Qoulaz Zuri Wal ‘amala bihi, no 1903)

Jadi wasiat saya kepada seluruh kaum Muslimin, hendaklah mereka senantiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berusaha memelihara ibadah puasa mereka dari perbuatan maksiat. Hendaklah mereka bersungguh-sungguh dalam melakukan kebaikan serta berlomba-lomba melakukan beragam kebaikan seperti bershadaqah,memperbanyak intensitas bacaan al-Qur’an, tasabih, tahlil, tahmid, takbir serta istighfar. Karena bulan (Ramadhan) ini adalah bulan al-Qur’an:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ {185}

”(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Al-Baqarah: 185)

Oleh karena itu, disyari’atkan bagi kaum muslimin, laki-laki maupum perempuan untuk bersungguh-sungguh membaca al-Qur’an, diwaktu siang maupun malam. Setiap satu huruf bernilai satu kebaikan dan satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat, sebagaimana diberitakan oleh nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam .(semangat melakukan ini) harus disertai semangat untuk menjauhi semua bentuk keburukan dan kemaksiatan, (juga harus diiringi semangat untuk) saling menasehati dengan kebenaran, amar ma’ruf dan nahi mungkar).

Bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang dilipatgandakan (nilai) amal kebaikan di dalamnya, begitu pula balasan keburukan. Oleh karena itu seorang Muslim berkewajiban untuk bersungguh-sungguh dalam menunaikan kewajiban yang Allah Subhanahu wa Ta’ala bebankan kepadanya serta menjauhi yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan. Dan hendaklah perhatiannya (terhadap kewajiban dan larangan itu-pent) pada bulan Ramadhan lebih ditingkatkan lagi. Sebagaimana juga disyariatkan bagi seorang Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam melaksanakan berbagai amal kebaikan seperti bershadaqah, mengunjungi orang sakit, mengantarkan jenazah (ke kuburan), menyambung tali silaturahim, baca al-Qur’an, membaca tasbih, tahlil, tahmid, istighfar, doa dan beragam kebaikan lainnya. Dia (melakukan itu, karena –pent) berharap bisa meraih pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan karena takut terhadap siksa-Nya.

Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq-Nya kepada seluruh kaum Muslimin menuju keridhaan-Nya. Kami juga memohon kepada-Nya agar memanjangkan umur kita sehingga bisa melaksanakan ibadah puasa dan qiyamul lail (shalat malam atau taraweh-pent) dengan dilandasi keimanan dan keinginan meraih pahala-Nya. Sebagaimana juga kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada kami dan seluruh kaum Muslimin pemahaman terhadap agama ini, keistiqamahan serta terhindar dari segala yang bisa mendatangkan murkaan siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan taufiq-Nya kepada para penguasa kaum Muslimin ; Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan hidayah kepada mereka, memperbaiki kondisi mereka serta memberikan taufiq kepada mereka supaya menerapkan syari’at-syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua aspek kehidupan, sebagai perwujudan dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَأَنِ احْكُم بَيْنَهُم بِمَآأَنزَلَ اللهُ … {49}

”Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan Allah.“ (QS. Al-Maa’idah: 49)

Juga firman-Nya:

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ {50}

”Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi oang-orang yang yakin?.“ (QS. Al-Maa’idah: 50)

Juga firman-Nya:

فَلاَ وَرَبِّكَ لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا {65}

”Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”(QS. An-Nisaa’: 65)

Juga firman-Nya:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً {59}

”Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisaa’: 59)

Juga firman-Nya:

قُلْ أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ {54}

”Katakanlah:”Ta’atlah kepada Allah dan ta’atlah kepada Rasul.”(QS. An-Nuur: 54)

Juga firman-Nya:

وَمَآءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَانَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ {7}

”Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.”(QS. Al-Hasyr: 7)

Inilah beberapa kewajiban kaum Muslimin juga para pemimpin mereka. Para penguasa dan para Ulama (juga) wajib bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, tunduk kepada syari’at-Nya serta menerapkannya dalam kehidupan mereka. Karena dengan syari’at Allah (kita akan meraih) kebaikan, hidayah, hasil akhir terpuji, keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan kebenaran, serta dengan syari’at ini (kita bisa) menghindari tindakan kezhaliman.

Kami memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semoga memberi petunjuk , niat dan amalan yang baik.

و صلى الله و سلم على تبينا محمد و على آله وأصحابه أجمعين

(Sumber:Dinukil dari artikel di Majalah as-Sunnah yang berjudul:” Sambutlah Bulan Ramadhan Dengan Takwa dan Taubat Yang Benar” dengan sedikit perubahan redaksi. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)