Hidup memang tak selamanya membahagiakan, ada saat-saat masalah datang membekap, Anda harus sadari itu, barang kali ini yang terjadi pada suami Anda, karena itu hendaknya Anda menahan diri dulu, sabar sebentar terhadap sikap dan keadaan suami, secara umum seorang laki-laki tak begitu emosional, tak pasang tampang sedih, bila dia memang nampak gundah dan terlihat sedih, barangkali ada sesuatu pada dirinya yang membebani pikirannya, akhirnya dia sedih, dan selanjutnya kesedihan ini membuatnya gak mood, menjadi mahal senyum, sialnya lagi bisa membuatnya sensi, mudah tersinggung dan marah. Duh susahnya.

Di sinilah kesadaran dan kesabaran Anda diuji, jiwa yang besar dan dada yang lapang sangat diperlukan dalam kondisi ini, jangan terseret suasana dengan ikut-ikutan sedih bahkan marah, karena dalam kondisi ini suami sangat memerlukan penawar dan itu adalah Anda sebagai orang terdekatnya.

Ikut sedih boleh, karena mungkin prinsip Anda adalah kesedihanmu adalah kesedihanku, sebagaimana kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku, setia, sekata dan sepakat. Ya setuju deh, tetapi menurut saya, Anda kudu tetap terlihat tegar, karena bisa jadi bisa Anda ikut bersedih maka membuat benang semakin kusut, suami semakin down, pikirannya semakin tak menentu, kalau sudah begini Anda bisa-bisa kena semprot. Jangan lupa saat seperti ini suami Anda sedang memerlukan sandaran dan penyangga, bila Anda sebagai sandarannya ikut memble, maka kalian bersua akan sama-sama ambruk.

Bila keadaan sudah terlihat mendingan, cobalah mendekat dan merapat kepadanya, berikan bisikan dan sentuhan, pegang tangannya dengan erat, tunjukkan diri Anda care kepadanya, tanyakan ada apa padanya? Apa yang membuatnya sedih dan galau seperti itu? Tak usah meminta jawabannya segera bila dia belum mau, tak perlu menuntutnya buka mulut bila dia masih enggan, apalagi Anda nerocos memberondongnya dengan pertanyaan bertubi-tubi, karena bisa-bisa akan memicu masalah baru. Pancing dia, ikan kali dipancing, untuk terbuka, setidaknya dia tahu dan merasa perhatian Anda, pertanyaan yang mengandung perhatian bisa membuka hatinya untuk berbagi, kalau memang belum berhasil, maka cobalah mengalihkan perbincangan ke arah yang berbeda.

Atau biarkan dia menyendiri, karena bisa jadi itulah yang dia inginkan, dia butuh sesaat untuk mengontrol diri, menata hati sehingga bisa lebih stabil, di saat dia menyendiri ini tak terutup kemungkinan, di samping dia memikirkan masalahnya, dia juga merenungkan kata-kata dan pertanyaan Anda sebelumnya, bisa saja terbetik dalam pikirannya, “Oh, ternyata benar kata-kata istriku, sedih tak menyelesaikan masalah.” Dan so, dia pun secara perlahan mulai terlihat rileks dan wajahnya tak sekosong sebelumnya, satu dua kata mulai meluncur dari mulutnya menjawab kata-kata Anda.

Saling mendukung di antara suami istri adalah sesuatu yang menjadi kewajiban, saling menghibur saat sedih, hiburan ini bisa dalam bentuk pancingan canda, bisa pula mengajaknya ke luar sebentar menyantap bakso atau Anda membuatkan makanan kesukaannya atau menemaninya sejenak menikmati hobinya, atau mungkin Anda menampilkan diri semenarik mungkin dengan dandanan indah, siapa tahu bisa menggugah hasratnya kepada Anda, dan ini adalah hiburan dan penenang paling mujarab bagi seorang suami dalam keadaan seperti ini. Selamat mencoba, semoga sukses. Wallahu a’lam.