]]]Nama Dan Nasabnya 

Beliau adalah Suwaid bin Muqrin bin ‘Aidz bin Mija bin Hujair bin Nashr bin Adi Al-Mazini. Beliau adalah salah satu ketua suku Mazinah sebelum Islam dan sesudahnya. Beliau ikut dalam Baiat Ar-Ridwan, dan telah di sebutkan oleh Ibnu Sa’ad bahwa beliau telah ikut dalam peperangan Uhud.

Kisah Islam Suwaid bin Muqrin Radhiyallahu ‘anhu 

Datang Abu ‘Aid bin Muqrin bersama saudara-saudaranya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, diantara saudaranya adalah An-Nu’man bin Muqrin Al-Mazni, mereka datang bersama empat ratus pasukan penunggang kuda dari daerah Mazinah, yang bertepatan dengan bulan Rajab tahun ke lima hijrah. Mereka ikut bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Khandak dan peperangan beliau semuanya, dengan itulah Suwaid mendapatkan kemuliaan mendampingi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Sifat-Sifat Yang Dominan Yang Ada Padanya

Beliau adalah seorang pemberani. Jihadnya mencapai seperempat dataran Arab, beliau berjuang dengan jiwa dan hartanya, dengan beliau mencari mati syahid di jalan Allah ta’ala.

Beliau juga mempunyai sifat wara’ dan ‘iffah (menjaga kesucian diri), salah satu contoh dari hal itu adalah bahwa beliau dan saudaranya yaitu Nu’man bin Muqrin bekerja untuk Umar bin Khaththab pada hasil-hasil dari sungai Al-Furat dan Dajlah, yang mana keduanya menjaga diri dari harta-harta tersebut, ini karena mereka menjauhkan diri dari tipu daya harta dan karena mereka senang memokuskan diri untuk jihad. (Tarikh Ath-Thabari: 2/468)

Beliau juga berahlah bijaksana dan sebagai kudwah dalam mengambil keputusan, hal itu nampak ketika terjadi perjanjian yang disepakati dengan raja Fersia Jarjan al-Farisi, Suwaid melakukan perjanjian tersebut atas tanggung jawabnya. Umar bin Khaththab menyetujui keputusannya.

Dikuasainya daerah Jarjan pada masa kekhilafahan Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu setelah dikuasainya daerah Nahawand, itu setelah An-Nu’man bin Mukrin membunuh penguasanya, beliau adalah saudara Suwaid bin Mukrin, kemudian ia memasuki daerah Ar-Ray dan menguasai daerah itu, yang setelahnya ia membawa pasukan ke daerah Qumas dan kemudian menguasainya, dan akhirnya ia menguasai daerah Jarjan.(Tarikh Al-Jarjan: 1/44)

Ketika datang kabar gembira yaitu telah dikuasainya daerah Ar-Ray dan Umar radhiyallahu ‘anhu telah mengambil seperlima darinya, ia (Umar) menulis surat kepada Nu’man bin Mukrin, agar ia mengutus saudaranya Suwaid bin Mukrin ke daerah Qumas, maka Suwaid pun menuju ke Qumas, dan di sana ia belum berbuat sesuatu, penduduknya telah tunduk dengan peraturannya, maka ia pun menetapkan bagi penduduk kota itu ikatan keamanan dan perlindungan.(Al-Bidayah Wan Nihayah Ibnu Katsir)

Beberapa Kisah Suwaid Bersama Para Shahabat

Beliau ikut pada peperangan di Irak, yang mana beliau memberikan tekanan dan sumbangsih yang sangat baik, sehingga Khalid bin Walid percaya kepadanya dalam peperang yang ia pimpin. Khalid bin Walild juga menjadikan Suwaid sebagai pemimpin pengganti terhadap kota-kota yang telah ditaklukan, seperti Al-Hufair. (Tarikh Ath-Thabari: 2/312)

Khalid bin Walid mengutus Sueaid bin Mukrim ke daerah Nastar, maka ia pun bersinggah di sebuah tempat, yang mana tempat tersebut hingga sekarang dikenal dengan tempat Suwaid.( Tarikh Ath-Thabari: 2/320)

Beliau radhiyallahu ‘anhu menyaksikan sendiri bagaimana saudaranya yaitu An-Nu’man bin Mukrin berperang menginginkan syahadah (mati syahid). Telah keluar orang-orang ajam (selain arab), yang mana mereka mengikat diri-diri mereka dengan rantai besi, dengan tujuan agar tidak ada satu pun dari mereka yang lari. maka kaum mulimin pun memerangi mereka. pada peperangan itu An-Nu’man bin Mukrin terkena lemparan (sejenis ketapel) sehingga terbunuh radhiyallahu ‘anhu, kemudian Suwaid bin Mukrim (saudaranya) menyelimutinya dengan bajunya, Ia merahasiakan terbunuhnya saudaranya tersebut hingga Allah memberikan kemenangan kepada mereka. Suwaid pun memberikan bendera perang kepada Hudzaifah bin Al-Yaman, kemudian Allah ta’ala membunuh Dzal Hajib, yang kemudian dengan itu dikuasainya daerah Nahawan. Dengan dikuasainya daerah itu, tidak ada lagi gabungan pasukan orang-orang ajam.

Beberapa Hadits yang diriwayatkan Suwaid Bin Mukrin radhiyallahu ‘anhu Dari Rasulillah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Pertama: 
Dari Hilal bin Yasaf, ia berkata: kami menjual gandum di rumah Suwaid bin Mukrin, kemudian keluarlah seorang budak wanita, yang mana ia mengatakan kepada seorang laki-laki (yang kiranya ia adalah majikan budak tersebut -pen) suatu perkataan, yang dengannya laki-laki itu memukkul muka budak tersebut. melihat hal tersebut, Suwaid marah kemudian ia berkata kepada laki-laki tersebut: “Engkau memukul wajahnya, engkau mengetahui bahwa aku adalah saudara ke tujuh dari tujuh saudaraku yang mana kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kami tidak mempunyai pembantu kecuali satu orang. Maka ada seorang dari saudaraku menampar wajahnya, makaRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruh kami memerdekakannya, lalu kami pun memerdekakannya. (Ibnu Abdil Bar di dalam Al-Istishhab: 1/205).

Wafanya Suwaid Bin Mukrin

Pertama-tama beliau bertempat tinggal di Bashrah, kemudian mberpindah ke Kufah. Beliau terhitung orang-orang Kufah. Beliau wafat di Kufah.
Al-Askari menyebutkan bahwa Suwaid mati syahid di peperangan Qadisiyyah, namun hal itu janggal, karena Basyir bin Yasar mendengarkan darinya, yang mana ia belum sampai pada zaman tersebut. (Al-Ishabah Fi Tamyizi Shahabah: 3/229)

[Sumber: Tarikh Ath-Thabari, Tarikh Al-Jarjan, Al-Ishabah Fi Tamyizi Shahabah, Al-Istishhab, Al-Bidayah Wan Nihayah Ibnu Katsir, lihat www. Islam Story]