Nama beliau

Beliau adalah seorang ulama kontemporer Ahlus Sunnah yang berasal dari Urdun (Yordania) dengan segudang karya-karya ilmiahnya, baik yang berupa karangan beliau sendiri ataupun yang berupa tahqiq (penelitian ilmiah). Telah beberapa kali beliau melakukan kunjungan ke beberapa Negara lain, termasuk Indonesia untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu syariah dan aqidah yang benar kepada kaum muslimin di seluruh dunia. Nama lengkap beliau adalah Ali bin Hasan bin Ali bin Abdul Hamid Al-Halabi Al-Atsari. Kunyah beliau adalah Abu Al-Harits dan Abu Al-Hasan. Penisbatan beliau lebih dikenal dengan nama Al-Halabi. Yafa adalah tempat asal orang tuanya. Sedangkan Yordania adalah tempat hijrahnya.

Kelahiran beliau

Beliau dilahirkan di kota Az-Zarqa di Yordania pada tanggal 29 Jumadi as-Tsani tahun 1380 H.

Perkembangan dan perjalanan menuntut ilmu beliau

Kakek dan orang tua beliau berhijrah dari kota Yafa di Palestina menuju Yordania pada tahun 1368 H yang bertepatan dengan tahun 1948 M. Hijrah tersebut terpaksa mereka lakukan akibat konflik perang dengan bangsa Yahudi yang tak kujung reda.

Beliau berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan tingkat atas dengan sukses pada tahun 1398 H (1978 M). Kemudian Beliau melanjutkan pendidikannya ke fakultas Bahasa Arab di Amman, untuk mempelajari cabang ilmu bisnis dan akuntansi, akan tetapi Allah tidak menakdirkan kepada Beliau untuk menyelesaikan kuliahnya tersebut.

Perjalanan menuntut ilmu syar’i dimulainya sebelum usia beliau melewati dua puluh tahun. Dan di antara gurunya yang terkemuka dalam bidang ilmu hadits adalah Syaikh Al-‘Alamah ahli hadits Muhammad Nashirudin Al-Albani, sementara dalam ilmu bahasa ialah Syaikh Al-Muqri Abdul Wadud Az-Zarari, beliau juga belajar kepada Syaikh Muhammad Nasib ar-Rifa’I, dan masih banyak lagi guru-guru beliau yang lain dari para ulama.

Beliau bertemu dengan Syaikh Al-Albani di penghujung tahun 1977 M di Amman, kemudian beliau belajar kitab mustholah “Isykalat Al-Ba’its Al-Hatsits” kepadanya pada tahun 1981 M, beliau juga belajar kitab-kitab mustholah yang lainnya.

Karena keikhlasan, ketekunan dan semangat beliau dalam menuntu ilmu, beliau mendapatkan beberapa ijazah ilmiah (surat keterangan atau rekomendasi untuk mengajarkan ilmu agama) dari para ulama, bahkan beliau memiliki ijazah secara khusus dalam bidang ilmu hadits. Di antara ulama yang telah memberikan ijazah kepada beliau selain ketiga gurunya yang telah disebutkan di atas ialah:

  1. Al-‘Alamah Syaikh Badi’uddin As-Sindi
  2. Al-‘Alamah Syaikh Muhammad As-Salik Asy-Syinqithi
  3. Al-‘Alamah Syaikh Muhibbullah ar-Rasyidi
  4. Al-‘Alamah Syaikh ‘Atha’ullah Hanif al-Fujiyani
  5. Ahli hadits Syaikh Hammad al-Anshari

Pujian ulama terhadap beliau

Kebaikan dan kemuliaan dalam ilmu dan kewaraan beliau sungguh telah dipersaksikan oleh banyak ulama. Di antara para ulama yang telah memberikan sanjungan dan pujian kepada beliau ialah:

  1. Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani

Beliau pernah mengatakan dalam kitabnya “Ash-Shahihah” (2/720) saat menjelaskan kedustaan yang dituduhkan oleh seorang pencela sunnah Hasan Abdul Manan. Beliau mengatakan, “Penjabaran untuk menjelaskan cacatnya perkataan (Hasan) yang telah melemahkan (hadits-hadits yang ada) dibutuhkan buku khusus yang harus ditulisnya. Akan tetapi aku tidak memiliki waktu yang senggang untuk hal itu, mudah-mudahan ada sebagian dari saudara-saudara kita yang kuat-kuat yang mampu untuk menyusunnya, seperti saudara Ali Al-Halabi.”

  1. Syaikh Abdullah bin Baz

Beliau pernah memberikan resensi dalam kitab yang ditulis olehnya dengan memberikan sanjungan, “Kitab ini adalah aqidah dan manhajnya para salaf.”

  1. Syaikh Bakr Abu Zaid

Beliau juga pernah menyanjungnya dalam kitab “Tahrif An-Nushush Min Ma’khadz Ahli Al-Ahwa Fi Al-Istidlal” hal 93-94.

  1. Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i

Beliau pernah ditanya dalam kitabnya “Tuhfatu Al-Mujib ‘Ala Asilati Al-Hadhir Wa Al-Gharib” hal 160, “Siapa saja dari kalangan ulama yang anda nasihatkan sebagai sumber rujukan, yang layak dibaca kitab-kitabnya dan didengar rekaman-rekaman kajiannya?” Maka beliau menjawab, “Kami telah membahas masalah ini beberapa kali, akan tetapi akan kami ulangi sekali lagi. Di antara mereka tersebut ialah Syaikh Nashirudin Al-Albani dan para muridnya yang mulia seperti, Akh Ali bin Hasan bin Abdul Hamid, Akh Salim Al-Hilali, dan Akh Masyhur bin Hasan…”

  1. Syaikh Al-‘Alamah Al-Muhadits Abdul Muhsin bin Hamd Al-‘Abad Al-Badr

Beliau mengatakan dalam kitabnya “Rifqan Ahlus Sunnah Bi Ahli As-Sunnah” hal 8-9, “Saya wasiatkan pula kepada para penuntut ilmu yang ada di setiap negeri untuk mengambil faidah dari mereka yang menyibukkan diri dengan ilmu dari para Ahlus Sunnah, seperti murid-muridnya Syaikh Al-Albani yang ada di Yordania yang telah merintis Pusat Studi Ilmiah dengan menggunakan nama beliau.”

Semangat beliau dalam dunia dakwah

Beliau merupakan salah seorang ulama yang sangat giat sekali dalam dunia dakwah, baik secara lisan, tulisan maupun kegiatan-kegiatan lain yang beliau lakukan. Di antaranya ialah:

  1. Beliau merupakan salah satu perintis terbitnya majalah Al-Asholah yang terbit di Yordania, beliau juga masuk team redaksi sekaligus sebagai pengisi rubriknya.
  2. Beliau juga menjadi salah satu perintis Pusat Studi Ilmiah dan Kajian Manhajiyah yang diberi nama Markaz Al-Imam Al-Albani.
  3. Beliau juga aktif menulis artikel singkat mingguan di sudut rubrik As-Sunnah dalam surat kabar “Al-Muslimun” yang terbit di Libanon. Aktivitas itu berjalan selama dua tahun yang dimulai dari tanggal 18 Rabi’ul Awal tahun 1417 H.
  4. Sering ikut serta di beberapa Muktamar islam, pertemuan dakwah dan dauroh ilmiah di beberapa Negara, seperti Amerika, Inggris, Belanda, Hongaria, Kanada, Indonesia, Prancis dan yang lainnya.
  5. Sering diundang oleh beberapa Universitas di Yordania untuk mengisi ceramah umum dan seminar, seperti Universitas Yordania, Universitas Yarmuk, dan Universitas Zaituniyah.

Karya-karya beliau

Beliau merupakan seorang ulama yang tidak hanya aktif berdakwah lewat lisannya, beliau juga sangat aktif berdakwah lewat dunia tulisan, hal ini terlihat dari beberapa karya beliau baik yang berupa karangannya sendiri maupun tahqiq (penelitian ilmiah). Di antara karya-karya beliau ialah:

Tulisan sendiri

  1. Ilmu Ushul Bida’
  2. Dirosat Ilmiyah Fi Shahih Muslim
  3. Ru’yah Waqi’ah Fi Al-Manhaj Ad-Da’wiyah
  4. An-Naktu Ala Nuzhati An-Nadzar
  5. Ahkam Asy-Syita Fi As-Sunnah Al-Muthoharah
  6. Ta’liqat Al-Atsariyah Ala Al-Mandzumah Al-Baiquniyah
  7. Ahkam Al-‘Idain Fi As-Sunnah Al-Muthoharah

Tahqiq (penelitian ilmiah)

  1. Tahqiq “Miftah Dar As-Sa’adah,” karya Ibnul Qayyim (tiga jilid)
  2. Tahqiq “At-Ta’liqat Ar-Radhiyah Ala Ar-Raudhah An-Nadiyah,” karya Al-Albani (tiga jilid)
  3. Tahqiq “Al-Ba’its Al-Hatsits,” karya Ibnu Katsir (dua jilid)
  4. Tahqiq “Al-Hiththah Fi Dzikri Ash-Shiahah As-Sittah,” Karya Shodiq Hasan Khan (satu jilid)
  5. Tahqiq “Ad-Da’u Wa Ad-Dawa’,” karya Ibnul Qayyim (satu jilid)
  6. Tahqiq “Al-Mutawari Ala Abwab Al-Bukhari” karya Ibnu Al-Munir (satu jilid).

Dan masih banyak karya-karya beliau yang lainnya yang sangat bermanfaat bagi kaum muslimin.

Demikianlah biografi singkat Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, semoga dengan mengenal beliau dan perjalanannya dalam menuntut ilmu maupun berdakwah akan menambah semangat kita dalam memperdalam ilmu syar’i, giat dalam mengamalkannya, antusias mendakwahkannya serta semakin dekat dan cinta kepada para ulama Ahlus Sunnah.

Semoga Allah membalas setiap kebaikan yang telah beliau tebarkan baik dari lisan maupun tulisannya yang telah membawa faidah banyak sekali bagi kaum muslimin. Semoga pula Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada beliau, keluarga dan kedua orang tuanya serta seluruh kaum muslimin yang mengambil faidah ilmu darinya. Wallohu a’lam bishowab

Sumber:
– www.alhalaby.com
– www.al-sunna.net

Oleh : Saed As-Saedy