Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ (100) وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (101) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (102) وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (103) سورة آل عمران

 

TERJEMAHAN

3:100 Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu mengikuti sebagian dari orang yang diberi Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir setelah beriman.

3:101 Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu? Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

3:102 Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.

3:103 Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.

 

TAFSIR AYAT

MUKHTASHAR FIT TAFSIR:

  1. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya, jika kalian menaati segolongan orang dari ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani dalam apa yang mereka katakan dan kalian menerima pendapat mereka dalam apa yang mereka klaim, niscaya mereka mengembalikan kalian kepada kekafiran sesudah iman dikarenakan apa yang ada pada mereka berupa hasad dan kesesatan dari petunjuk.
  2. Bagaimana kalian kafir kepada Allah sesudah kalian beriman kepadaNya, padahal pada diri kalian terdapat faktor yang paling besar untuk tetap teguh di atas iman, di mana ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan RasulNya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskannya kepada kalian? Dan barangsiapa berpegang kepada Kitab Allah dan Sunnah RasulNya, maka Allah telah memberinya taufik ke jalan lurus yang tidak ada kebengkokan padanya.
  3. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya, takutlah kalian kepada Tuhan kalian dengan sebenar-benarnya, yaitu dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya serta bersyukur kepadanya atas nikmat-nikmatNya, dan peganglah agama kalian dengan teguh hingga kematian datang kepada kalian sementara kalian tetap demikian.
  4. Berpeganglah, wahai orang-orang Mukmin, kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, dan jangan melakukan apa yang menyebabkan kalian terjatuh ke dalam perpecahan, dan ingatlah nikmat Allah kepada kalian manakala kalian saling bermusuhan sebelum Islam, di mana kalian saling berperang hanya karena hal yang sepele, lalu Allah menyatukan hati-hati kalian dengan Islam, sehingga dengan karuniaNya kalian menjadi saudara-saudara dalam agama, yang saling mengasihi dan saling menasihati, padahal kalian sebelum ini hampir saja masuk ke dalam neraka karena kekafiran kalian, lalu Allah menyelamatkan kalian darinya dengan Islam dan membimbing kalian kepada iman. Sebagaimana Allah menjelaskan hal ini untuk kalian, Allah juga menjelaskan untuk kalian apa yang membuat baik kehidupan kalian di dunia dan di akhirat, agar kalian terbimbing ke jalan yang lurus dan meniti jalan istiqamah.

 

Faidah dari ayat-ayat di atas:

  1. Sikap ahli kitab yang mengikuti hawa nafsu mereka, menyeret mereka kepada kesesatan dan membuat mereka jauh dari agama Allah Ta’ala.
  2. Berpegang teguh kepada al-Qur`an dan as-Sunnah serta mengikuti petunjuk keduanya adalah sarana paling besar untuk tetap teguh di atas kebenaran dan penjaga dari kesesatan dan perpecahan.
  3. Perpecahan dan perselisihan yang terjadi pada umat ini dalam perkara-perkara akidah memiliki kemiripan dengan ahli kitab yang terdahulu.

 

TAFSIR AS-SA’DI:

(100-101) Ketika Allah telah menegakkan hujjah atas Ahli Kitab dan menjelek-jelekkan mereka karena kekufuran dan kedurhakaan mereka, maka Allah mengingatkan kaum Mukminin agar tidak terpedaya oleh mereka. Dan Allah menjelaskan kepada mereka bahwa di antara kelompok ini ada yang selalu bersemangat dalam membahayakan kalian dan mengembalikan kalian kepada kekufuran setelah keimanan. Akan tetapi segala puji hanya milik Allah, kalian semua wahai sekalian kaum Mukminin, setelah Allah mengaruniakan kalian dengan agama ini dan kalian telah menyaksikan ayat-ayat Allah, kebaikanNya, keramahanNya dan keutamaan-keutamaanNya, sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ada di tengah kalian yang akan memberikan kalian petunjuk kepada segala perkara yang bermanfaat untuk kalian, dan kalian berpegang teguh kepada Allah dan kepada tali agamaNya, niscaya mustahil mereka mampu mengembalikan kalian dari agama kalian. Karena agama yang dibangun di atas dasar-dasar dan tonggak-tonggak yang kokoh seperti ini, yang cahayanya sangat terang menyinari, bisa menarik hati manusia, dan menyatukan semua hati manusia, serta menyampaikan hamba kepada tujuan yang paling mulia dan keinginan yang paling utama.

وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ  Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah,” maksudnya, bertawakal kepadaNya dan berlindung di bawah perlindunganNya, فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ “maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” Demikianlah, di dalamnya terdapat anjuran untuk berpegang teguh kepada (agama) Allah dan bahwa hal itu adalah jalan menuju keselamatan dan petunjuk.

(102-103) Ayat-ayat ini mengandung anjuran Allah kepada hamba-hambaNya, kaum Mukminin agar mendirikan syukur atas nikmat-nikmatNya yang besar yaitu dengan bertakwa kepadaNya dengan sebenar-benar takwa, dan agar mereka menaatiNya dan meninggalkan kemaksiatan terhadapNya secara tulus ikhlas untuk-Nya, dan agar mereka menegakkan agama mereka dan berpegang teguh kepada tali Allah yang telah Dia hantarkan kepada mereka. Dan Dia menjadikan tali itu –yaitu agama dan kitabNya– sebagai sebab antara mereka denganNya, serta bersatu dengan berpedoman pada agama dan kitabNya dan tidak saling bercerai berai, dan agar mereka selalu konsisten atas hal itu hingga mereka meninggal.

Lalu Allah menyebutkan kondisi mereka yang dahulu sebelum adanya nikmat tersebut, yaitu bahwasanya mereka dahulu saling bermusuhan dan bercerai berai. Kemudian Allah menyatukan mereka dengan agama ini dan merekatkan hati-hati mereka, serta menjadikan mereka sebagai saudara. Padahal mereka dahulu berada di pinggir jurang api neraka, lalu Allah menyelamatkan mereka dari kesengsaraan, dan memberikan jalan kebahagiaan bagi mereka. كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk” untuk bersyukur kepada Allah dan berpegang teguh kepada tali agamaNya.

 

REFERENSI:

  1. Tafsir Al-Qur’an (1) Surat: Al-Fatihah – Ali Imran, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Darul Haq, Jakarta, Cet. VII, Sya’ban 1436 H / Juni 2015 M.
  2. Tafsir Al-Qur’an Terjemah al-Mukhtashar fi at-Tafsir, Para Pakar Tafsir, Darul Haq, Jakarta.