afrika tengahBRUSSELS – Uni Eropa, Sabtu, mengisyaratkan bersedia mengirim pasukan perdamaiannya yang tertunda untuk membantu menghentikan konflik yang meningkat di Republik Afrika Tengah (CAR), setelah memperoleh dukungan bagi misi itu.

Pasukan itu menurut rencana akan dikirim pekan lalu, tetapi tentara tidak mencukupi untuk misi tersebut. Selain itu, jumlah pesawat tak mencukupi untuk mengangkut mereka, demikian seperti dilaporkan AFP.

Setelah ada sumbangan dan tambahan dukungan dari Prancis, “komandan operasi merekomendasikan peluncuran operasi itu dan mengharapkan ada peningkatan kemajuan dalam pasukan di Bangui,” kata seorang juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, Sabtu.

Tanggal operasi diharapkan akan diumumkan Rabu, setelah satu pertemuan negara-negara angota EU, Selasa, kata satu sumber Eropa.

Para diplomat mengatakan tawaran Jerman bagi dua pesawat Antonov untuk mengangkut pasukan serta keputusan Prancis untuk menambah tentara lagi bagi misi tersebut telah membantu menyelesaikan hambatan yang dialami.

Dalam KTT EU pekan lalu, Presiden Prancis Francois Hollande menyerukan negara-negara Eropa segera memberikan bantuan pasukan yang cukup untuk misi itu.

Sekitar 8.000 tentara asing telah berada di lapangan untuk melucuti senjata kelompok-kelompok pemberontak CAR setelah setahun aksi kekerasan antar-agama.

Namun, pasukan dari kontingen Afrika MISCA dan operasi Sangaris Prancis tetap diserang oleh kelompok-kelompok milisi Kristen yang dikenal sebagai “anti-balaka”.

Kekhawatiran meningkat pada pekan ini saat peringatan pengulingan presiden Francois Bozize oleh gerilyawan minoritas Muslim negara itu, yang memicu aksi kekerasan sekarang.

Milisi “anti-balaka dibentuk untuk menghadapi pembunuhan dan penjarahan oleh gerilyawan Seleka yang melakukan tindak kejahatan setelah kudeta tahun lalu, yang menimbulkan aksi kekerasan yang mematikan.

Ribuan orang tewas dan sekitar seperempat dari penduduk negara itu yang berjumlah 4,6 juta jiwa mengungsi. Para warga Muslim di Bangui telah dikepung selama beberapa minggu oleh milisi anti-balaka serta para penjarah. (antaranews)