Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:” Setiap orang yang wajib atasnya menerima (membenarkan) perkataan orang lain wajib atasnya untuk mengetahui keadaan orang tersebut, maka wajib atas umat ini mengenak keadaan Rasul [i]shallallahu ‘alaihi wasallam[/i] dengan melihat mukjizat-mukjizatnya, dan tidak membenarkan (mempercayai) setiap orang yang tidak dikenal yang mengaku-ngaku sebagai Rasulullah. Dan wajib atas seorang hakim untuk mengetahui saksinya (apakah dia jujur atau tidak, ed) dan wajib atas ulama hadits untuk mengetahui keadaan para perawinya.” (Raudhatun Nazhir)