Ibnu Ishaq rahimahullah berkata:” Telah mengabarkan kepadaku Hakim bin Jubair, dari Sa’id bin Jubair rahimahullah, bahwasanya dia berkata:” Aku berkata kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma:

أكان المشركون يبلغون من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم نم العذاب ما يعذرون به في ترك دينهم؟ قال: نعم والله، إن كانوا ليضربون أحدهم يجيعونه ويعطّشونه، حتى ما يقدر على أن يستوي جالساً من شدّة الضّرّ الذي نزل له، حتى يعطيهم ما سألوه من الفتنة، حتى يقولوا له: آللاّت والعزّى إلهك من دون الله؟ فيقول: نعم، حتى إنّ الجعل ليمرّ بهم فيقولون له: أ هذا الجعل إلهك من دون الله، فيقول: نعم، إفتداءً منهم ممّا يبلغون من جهده.

” Wahai Ibnu ‘Abbas, apakah dahulu orang-orang musyrik menyiksa kaum Muslimin dengan siksaan yang parah yang menjadikan mereka (kaum Muslimin) mendapatkan udzur untuk meninggalkan agamanya?” Maka beliau menjawab:” Ya benar, demi Allah mereka dahulu memukul salah seorang di antara kaum Muslimin, membuat mereka kelaparan dan kehausan, sampai-sampai dia tidak mampu berdiri dengan tegak disebabkan parahnya sakit (penderitaan) yang dirasakannya, sampai ia (orang muslim yang disiksa) memberikan kepada mereka apa yang diminta berupa kekafiran/kemusyrikan. Dan sampai-samapi mereka (kaum musyrikin) mengatakan:” Apakah Lata dan ‘Uzza adalah sesembahanmu selain Allah?” Maka dia (Muslim yang disiksa) menjawab:”Iya”. Bahkan ketika ada orang hitam dan buruk berjalan melewati mereka, maka mereka berkata (kepada Muslim yang disiksa):” Apakah orang hitam ini adalah sesembahanmu?” Maka ia menjawab:”Iya” Sebagai tebusan dari mereka (kaum Muslimin yang disiksa) ketika sampai pada penderitaan yang parah.”

Hakim bin Jubair adalah seorang perawi yang dikomentari (dibicarakan/dikritisi) oleh para Ulama. Ia telah didha’ifkan oleh Imam Ahmad, Ya’qub bin Syaibah, Abu Hatim dan selain mereka rahimahumullah.

Ad-Daruquthni rahimahullah berkata:”Ia adalah matruk.” Abu Zur’ah rahimahullah berkata:”Mahalluhu ash-Shidq (Posisi kedua dalam lafazh ta’dil/rekomendasi perawi).”

Maka cukuplah untuk menggantikan hadits di atas dalam menjelaskan apa yang dialami oleh para Shahabat radhiyallahu ‘anhum berupa siksaan beberapa hadits, salah satunya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad rahimahullah di kitab al-Musnad dalam Fadha’ilush Shahabah, dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:

أَوَّلُ مَنْ أَظْهَرَ إِسْلاَمَهُ سَبْعَةً رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبُو بَكْرٍ وَعَمَّارٌ وَأُمُّهُ سُمَيَّةُ وَصُهَيْبٌ وَبِلاَلٌ وَالْمِقْدَادُ فَأَمَّا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَمَنَعَهُ اللَّهُ بِعَمِّهِ أَبِى طَالِبٍ وَأَمَّا أَبُو بَكْرٍ فَمَنَعَهُ اللَّهُ بِقَوْمِهِ وَأَمَّا سَائِرُهُمْ فَأَخَذَهُمُ الْمُشْرِكُونَ فَأَلْبَسُوهُمْ أَدْرَاعَ الْحَدِيدِ وَصَهَرُوهُمْ فِى الشَّمْسِ فَمَا مِنْهُمْ إِنْسَانٌ إِلاَّ وَقَدْ وَاتَاهُمْ عَلَى مَا أَرَادُوا إِلاَّ بِلاَلٌ فَإِنَّهُ هَانَتْ عَلَيْهِ نَفْسُهُ فِى اللَّهِ وَهَانَ عَلَى قَوْمِهِ فَأَعْطَوْهُ الْوِلْدَانَ وَأَخَذُوا يَطُوفُونَ بِهِ شِعَابَ مَكَّةَ وَهُوَ يَقُولُ أَحَدٌ أَحَدٌ.

” Yang pertama kali menampakkan keislamannya ada tujuh orang; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, ‘Ammar dan Ibunya, yaitu Sumayyah, Shuhaib, Bilal dan Al Miqdad. Adapun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah melindunginya dengan perantara pamannya. Abu Bakar Allah melindunginya dengan perantara kaumnya. Sedang yang lainnya, kaum musyrik telah menyiksanya, mereka (kaum musyrikin) memakaikan mereka baju dari besi dan meletakkan (menjemur) mereka di bawah terik matahari. Tidaklah salah seorang dari mereka melainkan telah memenuhi apa yg mereka inginkan. Kecuali Bilal, maka jiwanya telah dianggapnya ringan (tidak bernilai) di jalan Allah dan ia juga dianggap hina oleh kaumnya. Maka mereka menyerahkannya kepada anak-anak, dan mereka (anak-anak tersebut) membawanya berkeliling di sepanjang jalan-jalan Makah, sementara dirinya tetap mengatakan; Ahad Ahad.”

Dan hadits di atas juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah rahimahullah dalam al-Muqaddimah, al-Hakim rahimahullah dalam al-Mustadrak dan beliau menshahihkannya, al-Baihaqi rahimahullah dalam Dala’ilu an-Nubuwwah dan selain mereka.

Dan hadits di atas (hadits Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu) telah dishahihkan oleh Imam adz-Dzahabi rahimahullah dalam Tarikh al-Islam, Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam Shahih Sunan Ibnu Majah, al-Wadi (Syaikh Muqbil) dalam Shahihul Musnad Mimmaa Laisa fish Shahihain, al-‘Audah, dan al-Humayyid. Wallahu A’lam.

(Sumber:ما شاع ولم يثبت في السيرة النبوية hal. 34-35. Diterjemahkan dengan sedikit perubahan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)