Suatu hari, Juha menitipkan sebuah tas berisi potongan-potongan besi kepada salah seorang temannya yang sedang berdagang di pasar.

Setelah beberapa lama kemudian, Juha mendatangi sang pedagang untuk mengambil barang titipannya.

Akan tetapi, sang pedagang mengabarkan kepadanya bahwa tas titipannya telah dimakan habis oleh tikus-tikus.

Mendengar jawaban yang tidak masuk akal dari sang pedagang, Juha hanya menganggukkan kepalanya seolah-olah ia mempercayai dan membenarkan perkataan sang pedagang . Kemudian Juha pun pergi meninggalkannya.

Tak berapa lama kemudian, Juha melihat anak sang pedagang sedang asyik bermain di sekitar pasar. Juha pun mengambil anak kecil itu dan menyembunyikannya di dalam rumahnya.

Ketika hari sudah sore, sang pedagang mulai kebingungan mencari anaknya yang tidak kunjung pulang.

Saat sang pedagang sibuk mencari anaknya, ia bertemu dengan Juha. Sang pedagang pun bertanya kepada Juha, “Wahai Juha! Apakah tadi Anda melihat anak lelakiku yang paling kecil?”

“Tadi siang, sepulangku dari tempatmu, aku mendengar suara burung-burung yang sangat banyak. Ketika aku mencari sumber suara tersebut, ternyata kulihat sekumpulan burung menyerbu anakmu yang sedang bermain. Kemudian burung-burung itu membawanya terbang ke langit,” jawab Juha.

Sang pedagang bertanya lagi, “Apakah mungkin itu terjadi?”

Juha menjawab, “Bukankah kita saat ini tinggal di daerah yang tikus-tikusnya bisa memakan besi? Maka tidak aneh kalau burung-burungnya bisa membawa terbang seorang anak manusia.”

Mendengar jawaban juha, sang pedagang pun tertawa dan segera mengembalikan tas yang berisi potongan besi milik Juha kepadanya.