PENDAHULUAN

Akhi (saudaraku), Semoga Allah subhanahu wata’aala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada anda.

Ketahuilah, bahwa wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah, yaitu:

  • Ilmu, ilah mengenal Allah subhanahu wata’aala, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam berdasarkan dalil-dalil.

  • Amal, ialah menerapkan ilmu ini.

  • Da’wah, ialah mengajak orang lain kepada ilmu ini.

  • Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu, mengamalkan dan berda’wah kepadanya.

Dalilnya, firman Allah Ta’ala yang artinya:“Demi masa. Sesungguhnya setiap manusia benar-benar berada dalam kerugian. Keculi orang-orang yang beriman, melakukan segala amal shaleh dan saling menasehati untuk (menegakkan) yang haq, serta nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar.” (Surah Al-Ashr: 1-3).

Imam Asy-Syafi’i(1) rahimahullah, mengatakan: “Seandainya Allah hanya menurunkan surah ini saja sebagai hujjah buat makhluk-Nya, tanpa hujjah lain, sungguh telah cukup surah ini sebagai hujjah bagi mereka.”

Dan Imam Al-Bukhari(2) rahimahullah, mengatakan “Bab: Ilmu Didahulukan Sebelum Ucapan dan Perbuatan.” Dalilnya firman Allah Ta’ala yang artinya: “Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada sesembahan (yang haq) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu.” (Surah Muhammad: 19)

Dalam ayat ini, Allah subhanahu wata’aala memerintahkan terlebih dahulu untuk berilmu (berpengetahuan)…”(3) sebelum ucapan dan perbuatan.

Akhi, Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada Anda.

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan mengamalkan ketiga perkara ini:

  • Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah subhanahu wata’aala tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita seorang rasul shallallahu ‘alahi wasallam maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan barangsiapa menyalahi rasul tersebut pasti akan masuk neraka.

    Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Sesungguhnya, kami telah mengutus kepada kamu seorang rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana kami telah mengutus kepada Fir’aun seorang rasul, tetapi Fir’aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia dengan siksaan yang berat.” (Surah Al-Muzzam-mil: 15-16)

  • Bahwa Allah subhanahu wata’aala tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat atau dengan seorang nabi yang diutus menjadi rasul. Firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu menyembah seorang pun (di dalamnya) di samping (menyembah) Allah.” (Surah Al-Jinn:18)

  • Bahwa barangsiapa yang menaati Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam serta mentauhidkan Allah subhanahu wata’aala, tidak boleh bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan rasul-Nya, sekalipun mereka itu keluarga terdekat. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak, atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah memantapkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dan mereka akan dimasukkan-Nya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Mereka itulah golongan Allah itulah golongan yang beruntung.” (Surah Al-Mujaadilah: 22)

Akhi, Semoga Allah subhanahu wata’aala membimbing anda untuk taat kepada-Nya.

Ketahuilah bahwa Islam yang merupakan tuntunan Nabi Ibrahim adalah ibadah kepada Allah semata dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. Itulah yang diperintahkan Allah subhanahu wata’aala kepada seluruh umat manusia dan hanya untuk itu sebenarnya mereka diciptakan, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala yang artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (Surah Adz-Dzaariyaat: 56)

Ibadah, dalam ayat ini artinya tauhid. Dan perintah Allah subhanahu wata’aala yang paling agung adalah tauhid, yaitu memurnikan ibadah untuk Allah semata-mata. Sedang larangan Allah subhanahu wata’aala yang paling besar adalah syirik, yaitu menyembah selain Allah di samping menyembah-Nya. Allah Ta’ala berfirman yang artinya: “Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan sesuatu dengan-Nya” (Surah An-Nisa’: 36)

Kemudian apabila anda ditanya: Apakah tiga landasan utama yang wajib diketahui oleh manusia? Maka hendaklah anda jawab: Yaitu mengenal Allah subhanahu wata’aala; mengenal agama Islam; dan mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wasallam.

CATATAN KAKI:

  • (1). Abu Abdilllah Muhammad bin Idris bin Al- Abbas Utsman bin Syafi Al-Hasyimi Al-Qurasy Al-Muthallibi (150-204 H = 767-820 M). Salah seorang imam empat. Dilahirkan di Gaza (Palestina) dan meninggal di Cairo. Di antara karya ilmiahnya: Al-Umm, Ar-Risalah dan Al-Musnad.

  • (2). Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al-Mughairah Al-Bukhari (194-256 H = 810-870 M). Seorang ulama ahli hadits, untuk mengumpulkan hadits ia telah menempuh perjalanan yang panjang; mengunjungi Khurasan, Irak, Mesir dan Syam. Kitab-kitab yang disusunnya antara lain: Al-Jaami’ Ash-Shahih (yang lebih dikenal dengan Shahih Al- Bukhari), At-Taariikh, Adh-Dhu’afaa’, Khalq Af aal Al-‘Ibaad.

  • (3). Al-Bukhari dalam Shahih-nya, kitab Al-‘Ilm, bab 10.