Dari Ibrahim bin al-Harits, ia berkata, “Ada seseorang yang sering menangis. Ketika ditanyakan kepadanya tentang hal itu, ia menjawab, ‘Aku menangis karena teringat apa yang telah aku lakukan terhadap diriku, ketika aku tidak merasa malu terhadap Dzat yang senantiasa menyaksikanku, padahal Dialah yang berwenang untuk mengadzabku, tapi Dia menun-daku hingga Hari Pembalasan yang tiada henti, dan menundaku hingga penyesalan yang tiada akhir. Demi Allah, seandainya aku diberi pilihan, manakah yang lebih kamu sukai; kamu di-hisab kemudian kamu diperintahkan untuk menuju surga, atau dikatakan kepadamu, Jadilah tanah!’ Niscaya aku memilih men-jadi tanah.’ Karena sedemikian malunya kepada Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemurah, yang membalas keburukan dan pengingkaran dengan kebaikan dan kemurahan. Mahasuci Engkau, wahai Rabbku. Betapa mulia dan kasih sayangnya Engkau!”