Secara bahasa Matruk adalah bentuk isim maf’ul dari kata kerja Taroka. Orang Arab menamakan telur yang keluar darinya itik dengan at-Tarikah yang artinya yang tertinggal dan tidak ada gunanya.
Adapun menurut istilah ilmu musthalah hadits adalah :
“Hadits yang pada sanadnya terdapat rawi yang tertuduh berdusta”

Sebab-Sebab Seorang Rawi Tertuduh Berdusta
Penyebab tertuduhnya seorang rawi bahwa dia berdusta adalah salah satu dari dua sebab berikut :

1. Hadits tersebut hanya diriwayatkan dari jalannya saja dan hadits tersebut menyelisihi kaidah-kaidah yang yang sudah dimaklumi, yaitu kaidah-kaidah umum yang telah disimpulkan oleh para ulama dari seluruh dalil yang shahih.
2. Rawi tersebut terkenal dengan dusta dari bicaranya pada waktu biasa namun tidak terlihat bahwa dia berdusta di waktu menyampaikan hadits.

Contoh Hadits Matruk
Hadits ‘Amr bin Syamir al-Ju’fi Al-Kufi asy-Syi’i dari Jabir dari Abu at-Thufail dari ‘Ali dan ‘Ammar bahwa mereka berdua berkata :

كان النبي صلى الله عليه و سلم يقنت في الفجر ويكبر يوم عرفة من صلاة الغداة ويقطع صلاة العصر آخر أيام التشريق

“Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam selalu membaca qunut pada shalat fajar, bertakbir pada hari Arafah dari semenjak shalat shubuh dan berhenti pada waktu shalat ashar di terakhir dari hari tasyrik”

Imam Nasa’i, Daruquthni dan yang lainnya mengatakan tentang ‘Amr bin Syamir bahwa dia adalah Matrukul Hadits (Haditsnya ditinggalkan dan tidak dipakai)

Contoh lain dari hadits Matruk adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dari jalan Juwaibir bin Sa’id al-Azdi dari ad-Dhahhak dari Ibnu Abbas dari Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam bahwa beliau bersabda :

عليكم باصطناع المعروف فإنه يمنع مصارع السوء و عليكم بصدقة السر فإنها تطفئ غضب الرب عز وجل

“Hendaklah kalian selalu berbuat ma’ruf (baik), karena itu akan menahan keburukan dan hendaklah kalian bershodaqoh dengan cara sembunyi karena hal itu dapat memadamkan kemarahan Rabb (Tuhan) ‘Azza Wajalla”

Hadits dengan sanad ini di dalamnya terdapat Juwaibir bin Sa’id al-Azdi yang mana imam Nasa’i, Daruquthni dan yang lainnya mengatakan bahwa dia matrukul hadits.
Namun matan hadits tersebut adalah shahih, bila dilihat dari sanad yang lain.

Hadits Matruk menempati peringkat kedua setelah Hadits Maudhu’dari tingkatan hadits-hadits dhaif.
Wallahu A’lam

(Abu Maryam Abdusshomad, diambil dari : Taisir Musthalah Hadits oleh Dr. Mahmud Thahhan dan Musthalah Hadits Lilmubtadi’in oleh Amr Abdul Mun’im Salim)