Sekjen OKI (Organisasi Konferensi Islam), Akmaluddin Ihsan Oglo menuntut barat ikut bertanggung jawab karena telah menggambarkan Islam seperti setan pasca serangan 11 september 2001 di Amerika Serikat beberapa tahun lalu dan mengingatkan implikasi dari melimpahkan tanggung jawab kepada agama secara keseluruhan atas apa yang dilakukan oleh individu-individunya.

Oglo mengatakan, meskipun serangan keji itu telah dikutuk keras oleh kaum Muslimin, nampaknya mayoritas orang-orang barat masih belum berhenti walau sesaat pun untuk menanyakan apakah masih bisa mengecam seperlima umat manusia itu akibat dosa yang dilakukan segelintir orang. Dalam hal ini, I mengisyaratkan kepada jumlah umat Islam yang mewakili seperlima penduduk dunia.

Oglo mempertanyakan sikap sidang parlemen dewan eropa yang merupakan lembaga HAM eropa terbesar, “Umat Islam sudah banyak mengalami tindakan ‘genocide’ dan pembantaian-pembantaian namun dunia barat seakan tidak mau peduli mengenai hal itu.”

Secara khusus ia mencontohkan kasus Iraq dengan mengatakan, “Perang tidak legitimate yang terjadi di Iraq beberapa tahun terakhir telah menyebabkan adanya alasan tambahan bagi umat Islam untuk kehilangan kepercayaan mereka terhadap kecerdasan tatanan dunia internasional.”

Ia menambahkan, dengan pandangan yang penuh amanah terhadap beberapa kejadian dirasa cukup untuk menginformasikan kepada kita bahwa permasalahan-permasalahan besar dan panas di mana yang menjadi korbannya adalah umat Islam, tidak pernah ada solusinya dengan cara yang sedikit tulus.

OKI sendiri mewadahi 56 negara Islam di Asia dan Afrika dan bertujuan untuk memperkuat ikatan kerjasama antara sesama negara tersebut dalam berbagai bidang. Oglo yang juga seorang dosen di Turki telah terpilih menjadi sekjen OKI pada bulan Januari lalu setelah berbagai upaya besar yang dilakukan pemerintahan Turki mengegolkannya.

Dalam perkembangan lainnya, Oglo mengungkapkan rasa puasnya yang sangat besar atas persetujuan Uni Eropa (UE) untuk memulai perundingan dengan Turki terkait dengan masalah keanggotaannya di UE tersebut.

Sekjen OKI itu menilai, masalah ini telah melahirkan sedikit rasa percaya atas masa depan yang menunggu masyarakat negara-negara anggota di dunia Islam selama menjalani pross demokrasi dan modernisasi secara benar. Demikian seperti yang dituturkannya.
Ia juga memandang terciptanya perundingan tersebut sebagai langkah maju dan sangat penting menuju adanya dialog antar berbagai peradaban dan kebudayaan. Ia mengungkapkan bahwa negaranya, Turki pasti akan bisa melakukan hal tersebut dengan sukses sehingga terjadi pendekatan antar peradaban dan kebudayaan tersebut. (istod/AS)