Suatu hari, Juha yang tidak pandai berhitung didatangi oleh tiga orang lelaki bersaudara.

Mereka bertanya, “Wahai Juha! Apakah anda menguasai ilmu tentang pembagian warisan menurut ajaran Islam? Apakah anda juga pandai berhitung?”

Juha menjawab, “O, ya. Tentu saja. Apakah kalian sedang menghadapi masalah tentang pembagian harta warisan?”

Salah seorang dari tiga bersaudara itu berkata, “kami mendapatkan warisan dari ayah kami sebanyak 400 dinar. Sedangkan ia tidak memiliki ahli waris selain kami bertiga sebagai anak-anaknya. Bagaimanakah cara membaginya?”

Juha yang memang tidak pandai berhitung pun pura-pura berfikir. Setelah beberapa waktu lamanya terdiam, akhirnya Juha berkata, “Masing-masing dari kalian mendapatkan seratus dinar.”

Salah seorang dari tiga bersaudara itu berkata lagi, “Lalu sisanya yang seratus dinar untuk siapa?”

Juha menjawab, “Sisanya untuk saya sebagai upah dari menjawab pertanyaan kalian.”