Allah menurunkan ayat ini pada RasulNya Shallallahu ‘Alahi Wasallam dan Dia menantang manusia untuk mengambil sesuatu yang telah dimakan lalat, maka niscaya mereka tidak mampu.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :


íóÂÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÖõÑöÈó ãóËóáñ ÝóÇÓúÊóãöÚõæÇ áóåõ Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÊóÏúÚõæäó ãöä Ïõæäö Çááåö áóä íóÎúáõÞõæÇ ÐõÈóÇÈðÇ æóáóæö ÇÌúÊóãóÚõæÇ áóåõ æóÅöä íóÓúáõÈúåõãõ ÇáÐøõÈóÇÈõ ÔóíúÆðÇ áÇøóíóÓúÊóäÞöÐõæåõ ãöäúåõ ÖóÚõÝó ÇáØøóÇáöÈõ æóÇáúãóØúáõæÈõ. ãóÇÞóÏóÑõæÇ Çááåó ÍóÞøó ÞóÏúÑöåö Åöäøó Çááåó áóÞóæöíøñ ÚóÒöíÒñ

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (Al-Hajj : 73-74)

Apa yang ditemukan ilmu pengetahuan modern, bahwa ketika lalat mengambil makanan, maka ia menyemburkan zat tertentu dari air liurnya sehingga makanan tadi bercampur dengan cepat, sehingga tidak mungkin untuk diselamatkan. Karena sebelum makanan masuk ke dalam perutnya, makanan tersebut terlebih dahulu berproses secara kimiawi menjadi unsur jenis lain.

Wallahu A’lam

(Diambil dari buku 100 Mukjizat Islam, karya Yusuf Ali al-Jasir, Pustaka Darul Haq dan diposting oleh Abu Maryam Abdusshomad)