tembolokIbnul Qayyim rahimahullah berkata:” Kemudian perhatikan hikmah yang ada pada tembolok burung dan apa yang ditakdirkan padanya. Maka, sesungguhnya pada jalur perjalanan makanan sampai ke Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal) ada penyempitan (jalur yang sempit), yang tidak dilewati makanan melainkan dalam jumlah yang sedikit. Maka seandaiyna seekor burung tidaklah mengambil (mematuk) biji yang kedua hingga biji yang pertama ia patuk telah sampai ke Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal) niscaya hal itu akan memakan waktu lama. Maka ketika ia harus mengambil makanannya secara penuh dengan waktu yang singkat, dikarenakan kekhawatirannya terhadap makhluk lain yang mengganggu, maka ia dikaruniai tembolok, yaitu organ seperti sebuah keranjang yang menggantung yang ada di hadapannya untuk menyimpan perbekalan makanan yang ia kumpulkan dengan cepat. Kemudian ia memindahkannya ke Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal) secara perlahan.

Dan tembolok juga memiliki fungsi yang lain, yaitu sebagian burung ada yang butuh untuk memberi makan anaknya dengan paruhnya. Maka dengan keberadaan tembolok akan memudahkan ia mengeluarkan makanan tersebut (untuk diberikan ke anaknya) karena dekatnya tembolok dengan paruh, dibandingkan jika makanan itu telah sampai ke Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal)”
(Sumber:تأملات ابن القيم في الأنفس و الآفاق Karya Anas ‘Abdul Hamid al-Qauz, hal 214. Diterjemahkan dengan sedikit tanbahan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)