dunia dalam genggamanAli bin Abu Thalib ditanya tentang dunia dan akhirat, dia menjawab, “Seperti timur dan barat, bila kamu mendekat kepada salah satunya, maka kamu menjauh dari yang lain.”

Ali bin Abu Thalib berkata, “Dunia adalah rumah kebenaran bagi yang menyikapinya dengan benar, rumah keselamatan bagi siapa yang memahaminya, rumah kekayaan bagi siapa yang berbekal darinya, tempat turunnya wahyu Allah, mushalla malaikat-malaikatNya, masjid-masjid nabi-nabiNya dan tempat niaga wali-waliNya, mereka meraih rahmat dan mendapatkan surga di dalamnya.”

Ali bin Abu Thalib berkata, “Dunia adalah rumah persinggahan menuju rumah tinggal, manusia di dunia terbagi menjadi dua: Seseorang yang menjual dirinya maka dia menjerumuskannya dan seseorang yang membeli dirinya maka dia menyelamatkannya.”

Ali bin Abu Thalib berkata, “Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada siapa yang Dia cintai dan siapa yang tidak Dia cintai, tetapi Allah hanya memberikan akhirat kepada siapa yang Dia cintai dan terkadang Allah menyatukan keduanya untuk beberapa orang.”

Ali bin Abu Thalib berkata, “Dunia berputar, hanya Allah yang memutarnya, apa yang menjadi milik seseorang darinya pasti mendatanginya sekalipun dia lemah, apa yang menimpa seseorang darinya pasti menimpanya sekalipun dia kuat.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Dunia adalah kegelisahan, bila ada kebahagiaan padanya maka ia keberuntungan.”

Khalil bin Ahmad berkata, “Dunia adalah amad (terbatas) dan akhirat adalah abad (selamanya).”

Al-Hasan al-Bashri berkata, “Hari ini adalah amal, kemarin adalah ajal dan esok adalah harapan.”

Ada yang berkata, “Dunia dan akhirat adalah istri tua dan muda, bila kamu membuat salah satunya rela maka yang lainnya marah.”

Abu Hafsh Umar bin Ali al-Fallas berkata, “Aku menulis surat kepada temanku meminta pendapatnya dalam suatu perkara, maka dia membalasnya dengan dua kalimat. Carilah dunia sesuai dengan kadar tinggalmu padanya. Carilah akhirat sesuai dengan kebutuhanmu kepadanya.”

Seseorang berkata kepada Amir bin Abdu Qais, “Kamu rela dalam urusan dunia dengan yang sedikit.” Dia menjawab, “Aku beritahu kamu tentang orang yang rela dengan apa yang lebih rendah dari apa yang aku rela, yaitu orang yang rela dunia sebagai bagiannya dari akhirat.”

Bahjatul Majalis, al-Hafizh Ibnu Abdul Bar.