tuaSaya pernah mendengarkan seorang guru menjelaskan tentang perbedaan antara kaum pria dan wanita dalam masalah kriteria jodoh, beliau berkata: “Seorang wanita ketika berumur 17-20 th, mereka membuat beberapa kriteria ideal calon suami mereka. jika yang datang tidak sesuai, maka kebanyakan dari mereka menolak lamaran tersebut dengan harapan masih ada lelaki idaman yang akan datang melamanya. Ketika usia mereka menginjak 21-25 th, mereka mulai bertanya-tanya: “Kok belum ada juga pemuda idaman yang datang melamar?”. Hari demi hari, si gadis menanti pemuda idamannya yang tak kunjung datang. Maka tak terasa usia pun menginjak umur 30 th, harapan mulai pupus dimakan waktu, tibalah tahun berikutnya. Pada usianya 31-35 si gadis mulai berpikir dan bergumam di dalam hati kecilnya: “Kenapa aku menaruh kriteria terlalu tinggi, alangkah baiknya aku kurangi”. Waktu terus berlalu usia si gadis makin bertambah, dia sekarang menginjak usia 36 th. Pada usia tersebut terbesit di hati kecilnya: “Jika datang seorang pria, asalkan baik aja, tua ataupun muda, ganteng ataupun tidak, aku akan terima”.

Berbeda halnya dengan kaum pria, di usia mereka 40 th, mereka seakan-akan masih berusia 25 th, kita lihat kriteria yang diinginkan masih tinggi, misalkan: wanita tersebut harus gadis usia 23-27 th, hidung mancung , tinggi semampai, dan kriteria ideal semisalnya. Oleh sebab itu kita sering mendengar istilah tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.

[Sumber: Kisah Nyata, dengan sedikit tambahan]