TANYA:

Bagaimana pendapat Syaikh tentang orang yang tidak menganjurkan untuk membaca buku-buku para ulama kontemporer tapi cukup dengan buku-buku para salaf yang baik dan mengambil pelajaran darinya. Kemudian dari itu, bagaimana sikap yang benar terhadap buku-buku para salaf, juga buku-buku para ulama dan para pakar kontemporer?

JAWAB:

Menurut saya, bahwa menganut dakwah dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam perlu ditempatkan di atas segala sesuatu –dan tampaknya ini merupakan pendapat umum, tanpa diragukan- selanjutnya, adalah yang bersumber dari Khulafa’ur Rasyidin, para sahabat dan para imam terdahulu.
Adapun ungkapan para muta’akhkhirin dan kontemporer, biasanya mengupas peristiwa-peristiwa yang lebih mereka ketahui. Jika seseorang mengambil sesuatu yang bermanfaat dalam hal ini, berarti ia telah mengambil bagian yang banyak. Kita tahu, bahwa para ulama kontemporer menyampaikan ilmu yang juga disam-paikan oleh para pendahulu, maka selayaknya kita pun mengambil apa yang mereka ambil. Namun demikian, kadang ada hal-hal yang mana mereka lebih mengerti daripada kita, bahkan hal-hal tersebut belum diketahui secara pasti oleh para salaf. Karena itu, menurut saya, hendaknya seseorang memadukan antara dua kebaikan. Pertama-tama, hendaknya berpedoman pada Kitabullah dan Sunnah RasulNya shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu pada pendapat para salafus shalih dari kalangan Khulafa’ur Rasyidin, para sahabat dan para imam kaum muslimin, selanjutnya pada pendapat yang diungkapkan oleh para ulama kontemporer yang mengungkapkan tentang berbagai hal yang terjadi di zaman mereka, yang mana hal-hal tersebut tidak pernah diketahui secara pasti oleh para ulama salaf.

(SUMBER: Kitabud Da’wah (5), hal. 65-66, Syaikh Ibnu Utsaimin. LIHAT: FATWA-FATWA TERKINI, PENERBIT DARUL HAQ)