Di dalam bab ini terkandung banyak masalah yang (sebagiannya) telah berlalu pada tempat-tempatnya. Di antara yang terbaiknya adalah,
Hadits yang kami riwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi dari Usamah bin Zaid, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوْفٌ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا، فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ.

‘Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan, lalu dia mengatakan kepada orang yang berbuat kebaikan tersebut, ‘Semoga Allah memberimu balasan kebaikan’, maka dia telah sempurna dalam memanjatkan syukurnya.”

Takhrij Hadits: Hasan Shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Kitab al-Birr, Bab al-Mutasyabbi’ Bima Lam Yu’thihi, 4/380, no. 2035; an-Nasa`i dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 180; Ibnu Hibban, no. 3413; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir, no. 1185; Ibn as-Sunni dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 275; Abu Nu’aim dalam Akhbar Ashbahan 2/345; al-Baihaqi dalam asy-Syu’ab, no. 9137, dan al-Ashbahani dalam at-Targhib, no. 1146: dari jalur al-Ahwash bin Jawab, dari Sa’ir bin al-Khums, dari Sulaiman at-Taimi, dari Abu Utsman an-Nahdi, dari Usamah bin Zaid dengan hadits tersebut.
At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan, jayyid, gharib, kami tidak mengetahuinya dari hadits Usamah bin Zaid, kecuali diriwayatkan dari jalur ini,” Saya berkata, “Muslim berhujjah dengan semua perawinya, maka dia berdasarkan syaratnya kecuali bahwa hadits al-Ahwash dan Sa’ir tidak meningkat ke derajat shahih akan tetapi dia hasan.” Ya, dia mempunyai syahid yang dhaif dari Abu Hurairah dalam riwayat Ibnu Abi Syaibah, no. 26509; al-Bazzar, no. 933-Mukhtashar az-Zawa`id; ath-Thabrani dalam ad-Du’a`, no. 1929-1932; dan Ibnu Adi 6/2335, serta yang lainnya dhaif, mauquf atas Umar pada Ibnu Abi Syaibah, no. 26510. Maka dia shahih dengan keduanya. At-Tirmidzi dan al-Mundziri telah menguat-kannya, an-Nawawi dan al-Albani telah menshahihkannya.
At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.”

Baru saja telah kami kemukakan dalam “Kitab Menjaga Lisan” dalam hadits shahih, ialah sabda shallallahu ‘alaihi wasallam,

وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوْفًا، فَكَافِئُوْهُ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوْا مَا تُكَافِئُوْنَهُ، فَادْعُوْا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوْهُ.

“Barangsiapa yang berbuat suatu kebaikan kepadamu, maka balaslah kebaikannya dengan setimpal. Namun bila kamu tidak mendapatkan sesuatu untuk membalas kebaikannya maka doa-kanlah dia hingga kamu berpendapat bahwa kamu telah memberi balasan yang setimpal.”

Takhrij Hadits: Shahih. Diriwayatkan oleh ath-Thayalisi, no. 1895; Ibnu Abi Syaibah, no. 21981; Ahmad 2/68, no. 95, 99 dan 127; Abd bin Humaid, no. 806; al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, no. 216; Abu Dawud, Kitab az-Zakah, Bab Athiyyah Man Sa`ala Billah, 1/524, no. 1672 dan no. 5109; an-Nasa`i, Kitab az-Zakah, Bab Man Sa`ala Billah, 5/82, no. 2566; Ibnu Hibban, no. 3408; ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath, no. 4043; al-Hakim 1/412, 2/63; Abu Nu’aim dalam al-Hilyah 9/56; al-Qudha`i 421; dan al-Baihaqi 4/199: dari beberapa jalur, dari Mujahid, dari Ibnu Umar dengan hadits tersebut. Al-Hakim menshahihkannya berdasarkan syarat asy-Syaikhain. Al-Mundziri, an-Nawawi, adz-Dzahabi dan al-Albani menyepakatinya.

Sumber: dikutib dari Buku “Ensiklopedia Dzikir dan Do’a Al-Imam An-Nawawi Takhrij & Tahqiq: Amir bin Ali Yasin. Diterbitkan oleh: Pustaka Sahifa Jakarta. Oleh: Abu Nabiel)