Seakan mendapatkan patner kerja, pemerintah China mengungkapkan dukungannya atas tindakan represif yang diambil presiden Uzbekistan, Islam Karimov dalam menangani kelompok oposisi dan para demonstran yang memprotes kebijakannya, yang merebak di ibukota Ubekistan, Andigan beberapa waktu lalu. Cara ini sama dengan yang diambil pemerintah China dalam menangani kelompok minoritas Muslim di bagian selatan negara tirai bambu itu, propinsi Xin Jiang (Turkistan Timur). Juru bicara kementerian luar negeri China mengatakan, “Kami sangat mendukung langkah pemerintah Uzbekistan dalam upayanya mengganyang kelompok separatis dan ekstrem itu.” Demikian seperti yang diklaimnya.

Saat ini, presiden Karimov telah bertolak menuju China dalam lawatan luar negeri pertamanya pasca kerusuhan di ibukota Uzbekistan yang banyak menelan korban dan mendapatkan kecaman luas dari dunia internasional tersebut.

Dalam kerusuhan tanggal 13 Mei itu, berdasarkan data yang disampaikan para pejabat berwenang Uzbekistan, sekitar 170 orang tewas di ibu kota negeri itu, akan tetapi menurut para saksi mata, jumlah korban malah lebih dari 500 orang.

Seperti dilansir radio BBC, London, Karimov mengklaim bahwa para korban itu sebenarnya adalah kelompok garis keras. Hanya saja, pernyataan ini dibantah oleh para saksi mata yang menegaskan, “Mereka itu bukan kelompok garis keras tetapi kaum oposan yang menentang kebijakan pemerintah.”

Sementara itu, tuntutan masyarakat internasional untuk melakukan penyelidikan atas tindakan represif militer Uzbekistan yang menembaki warga sipil yang tidak bersenjata itu ditolak oleh presiden Uzbekistan. Kelompok-kelompok HAM menuduh rezim Karimov telah melakukan pelanggaran HAM yang sangat berat, di antaranya berupa penyiksaan.

Dalam pada itu, tahun lalu juga ibukota Thasyqand pernah menyaksikan kerusuhan yang sama di mana pemerintah saat itu menuduh kelompok Islam sebagai pihak yang berada di belakangnya.

Juru bicara kementerian luar negeri Amerika, Richard Butsher mengatakan, pemerintah Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya akan ngotot menyampaikan tuntutan khusus mengenai pentingnya dilakukan investigasi internasional atas peristiwa tragis tersebut.

Direncanakan, presiden Uzbekistan Karimov akan bertemu dengan rekannya, presiden China, Hwa Gin Tau dan perdana menteri, Jia Bou sepanjang kunjungannya di China yang akan berakhir pada hari Jum’at mendatang. (istod/AS)