Sebuah penelitian yang dilakukan universitas Tel Aviv menyingkap adanya peningkatan drastis dalam besaran sumbangan materil dari kalangan kristen kepada kas negara pendudukan, Israel beberapa waktu belakangan ini.

Universitas Tel Aviv sebelumnya selama dua hari; senin dan selasa telah mengadakan seminar lokal yang mendiskusikan krisis keuangan negara Israel, proyek penataan tanah, penyatuan dewan setempat, program perbaikan di berbagai lembaga pemerintahan dan cara mengatasi tindak kekerasan dan penyelewengan dana di negara itu.

Surat kabar “Hartass” berbahasa Ibrani, Rabu mengatakan, Rabi Yatshel Exctain, kepala Asosiasi Internasional Kristen-Yahudi (AFCG) di sela-sela berlangsungnya seminar telah memaparkan sebagian jajak pendapat dan laporan khusus terkait sumbangan-sumbangan kristiani kepada Tel Aviv, khususnya kepada dewan administratif negara pendudukan itu.

Rabi tersebut menegaskan bahwa sumbangan-sumbangan kristiani telah menunjukkan peningkatan drastis padahal sumbangan yang diberikan agency-agency yahudi kepada Israel justeru terjadi penurunan.

Ia menjelaskan, lembaga yang dipimpinnya untuk tahun lalu saja telah menyuplai dana sebesar 100 juta Dolar US dalam bentuk hibah kepada negara Zionis itu. Ia menyiratkan, hibah itu dominannya diberikan kepada lembaga ‘Rafah’ di negara Zionis itu, khususnya yang menangani para pendatang baru.

Kepala ikatan administratif setempat, Edy Aldar kepada surat kabar ‘Hartass’ mengatakan, “Hibah-hibah kristiani ini adalah hibah paling baik yang kami terima.”

Dalam pada itu, surat kabar tersebut menyiratkan adanya sumbangan-sumbangan materil lainnya yang berasal dari para penduduk kristen biasa setempat yang tergugah oleh ceramah-ceramah agama yang berapi-api dari kalangan evangelis, khususnya ketika menekankan perlunya membantu ‘Israel’ sebagai persiapan penyambutan al-Masih, Sang Penyelamat. Demikian seperti yang diklaim surat kabar tersebut.

Surat kabar itu juga mengatakan, “Mereka (para evangelis) selalu mengatakan di dalam ceramah-ceramah agama mereka kepada para penduduk kristen bahwa Yasu’ (Nabi ‘Isa) akan dibangkitkan kembali di tanah Israel. Karena itu, wajib bekerja keras agar terjadi perbaikan dalam kehidupan spritual kristen. Mereka selalu menegaskan bahwa tanpa adanya Israel maka Yasu’ tidak akan pernah muncul.” (ismo/AH)