Sebagian ulama salaf berkata ketika mengomentari hadits qudsi yang shahih tentang keutamaan shaum (puasa) bahwa seseorang yang sedang berpuasa meninggalkan makan, minum dan behubungan suami-isteri untuk mengharapkan ridha Allah, “Alangkah bahagianya orang yang meninggalkan syahwat dunia demi mendapatkan balasan yang belum pernah ia lihat yang Allah janjikan untuknya di akhirat.”

(Lathaiful Ma’arif, karya Ibnu Rajab)