Sami Muzhaffar, menteri pendidikan tinggi dan penelitian ilmiah Iraq menegaskan bahwa berdasarkan data statistik terakhir yang berhasil dihimpun pihaknya, sekitar 60 orang dosen dari berbagai spesialisasi telah menjadi korban serangkaian pembunuhan intelektual terencana.

Menteri Iraq ini menyiratkan, spesialisasi engineering merupakan target paling banyak. Ia menilai pembunuhan terencana terhadap para dosen ini tidak hanya mencari target individu saja tetapi keseluruhan Iraq sebagai negara.

Dalam sebuah konferensi pers, senin, Muzhaffar mengatakan, pihaknya telah membuat program perekrutan kader-kader dan SDM-SDM handal dari kalangan intelektual yang hijrah ke luar negeri karena terancam oleh serangkaian pembunuhan terencana terhadap kaum intelektual dan merosotnya stabilitas keamanan dalam negeri.

Ia menjelaskan, kementerian yang dipimpinnya telah melakukan beberapa langkah, di antaranya menyediakan peluang kerja dan gaji bulanan yang tinggi serta mengadakan seminar di Iraq bagi para intelektual Iraq yang berada di luar negeri guna merekrut para SDM-SDM handal tersebut sehingga mau kembali ke negara asal mereka dan bekerja membangunnya.

Muzhaffar mengumumkan, besaran gaji para dosen telah dinaikkan 100 %. Ia mengatakan, “Di antara hal paling penting yang telah dilakukan departemennya baru-baru ini adalah memberlakukan kembali undang-undang perlindungan terhadap kehormatan kampus universitas.” Ia menjelaskan, sebuah undang-undang telah dikeluarkan oleh sidang para menteri Iraq yang menjauhkan aparat keamanan, pasukan pengawal istana dan personil-personil militer dari area universitas-universitas. Ia menambahkan, masalah tersebut telah disosialisasikan pula kepada dua kementerian lainnya, yaitu kementerian dalam negeri dan pertahanan. (istod/AS)