Keyakinan dan pemikiran

7- Khatamiyah mempunyai ikrar wajib yang harus diucapkan oleh pengikut di antara wirid-wirid mereka yang lain. “Ya Allah sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan ridha kepada sayidi Muhammad Usman al-Mirghani sebagai syaikh untukku di dunia dan akhirat, ya Allah teguhkanlah diriku untuk menyintainya dan berjalan di atas jalannya di dunia dan akhirat.”

8- Khatamiyah mempunyai saat khalwat untuk ibadah, pada saat khalwat ini murid harus meminta pertolongan kepada Rasulullah saw, Jibril dan para syaikh tarekat. Murid juga diminta untuk menghadirkan wajah sayid Muhammad Usman (al-Khatam) dalam benaknya sehingga rohaniah Syaikh al-Khatam hadir kepadanya, selanjutnya akan muncul cahaya dalam hati murid sampai akhirnya rohaniah Nabi saw datang kepada si murid.

9- Khatamiyah mempunyai hubungan erat dengan gerakan Syi’ah dan pemikirannya dari beberapa segi:

A- Para syaikh tarekat ini menghubungkan nasab mereka kepada para imam Syi’ah yang berjumlah dua belas imam, mereka mengklaim diri sebagai anak keturunan para imam tersebut. Padahal imam yang kedua belas di kalangan Syi’ah –menurut klaim mereka- bersembunyi atau pergi ketika dia masih kecil dalam usia belum genap lima tahun. Pertanyaannya, apakah anak dengan umur segini bisa memberikan keturunan?

B- Khatamiyah berpandangan sama dengan Syi’ah dalam perkara Ali Bait, mereka berkeyakinan bahwa Ali Bait yang berhak atas imamah setelah Rasulullah saw. Ada udang dibalik batu, terkait dengan poin A, para syaikh Khatamiyah mengklaim diri mereka sebagai anak keturunan imam yang dua belas, jika mereka menetapkan dan mengakui bahwa dua belas orang itu merupakan imam-imam setelah Rasulullah saw, maka imamah ini akan berlanjut kepada para syaikh Khatamiyah karena mereka adalah anak-cucu imam-imam tersebut. Dari sini mengapa mereka mendukung pandangan Syia’ah, yaitu untuk menetapkan bahwa mereka adalah penerus para imam yang dua belas tersebut.

Demi meraih dan mewujudkan hal ini, mereka berpijak kepada argumentasi, prilaku, hujjah dan alasan yang dikemukakan Syi’ah untuk menetapkan bahwa Ali Bait yang berhak atas imamah.

C- Sebagian petinggi tarekat ini melakukan apa yang dilakukan oleh para petinggi Syi’ah berupa: mencela, mencaci dan merendahkan para sahabat, menuduh mereka telah menyembunyikan hadits-hadits yang menetapkan imamah Ali Bait, membuat konspirasi untuk menjauhkan imamah dari Ali Bait dan tuduhan-tuduhan dusta lagi busuk lainnya.

D- Khatamiyah kontemporer mengaitkan sejarah dan masa depan terekat dengan sejarah dan masa depan gerakan Syi’ah melalui dua aspek utama: pertama, mengaitkan prinsip-prinsip tasawuf dengan prinsip-prinsip Syi’ah. Kedua, mengaitkan kebangkitan Islam dengan imamah Ali Bait, artinya menurut mereka, Islam tidak akan bangkit kecuali jika imamah diserahkan kepada mereka dan kebangkitan ini hanya terbatas pada dua kelompok yang beriman, yaitu Khatamiyah dan Syi’ah.

10- Pendiri tarekat Muhammad Usman al-Mirghani menjelaskan sumber-sumber di mana darinya dia membangun tarekatnya ini, yaitu dari rumus “Nun, qaf, syin, jim dan mim.” Nun adalah Naqsyabandiyah, qaf adalah Qadiriyah, syin adalah Syadziliyah, jim adalah Junaidiyah dan mim adalah Mirghaniyah. Jadi tarekat ini merupakan gabungan dari kelima tarekat di atas.

Kesimpulan

Khatamiyah adalah tarekat sufi yang sama dengan tarekat-tarekat lainnya dalam banyak keyakinan dan pemikiran yang menyimpang, di mana yang paling kentara adalah ghuluw kepada Rasulullah saw dan berkeyakinan hulul dan wihdatul wujud.

Pada masa kini tarekat ini bersanding dengan gerakan Syi’ah dari segi keyakinan dan pemikiran terlebih dalam masalah imamah untuk Ali Bait.

Markas tarekat ini di masa sekarang ada di Sudan dan para pengikutnya tersebar di Mesir dan Sudan khususnya di daerah utara dan timur dan daerah yang bersebelahan dengan Sudan.

Dari al-Mausu’ah al-Muyassarah, isyraf Dr. Mani’ al-Juhani.