Reporter : Binawan Sandhi Kusuma

Ingin ke Banda Aceh? Dan tidak punya tempat tinggal untuk base camp? Sebaiknya anda pikirkan kembali masak-masak bila tidak punya uang banyak karena dalam 2 pekan terakhir ini harga sewa sebuah rumah atau ruko naik tajam hingga 10 kali lipat.

Seiring dengan semakin banyaknya orang dari dalam dan luar negeri yang berkunjung ke Banda Aceh, sebuah rumah atau ruko menjadi barang yang paling diburu ketika pertama kali tiba di kota ini. Di hari-hari pertama bencana, harga sewa sebuah rumah atau ruko hanya berkisar antara Rp. 6 – Rp. 10 juta pertahun kini sebuah rumah sederhana dengan 2 kamar tidur bisa dikenai sewa antara Rp. 6 – Rp. 15 juta perbulan. Sebuah ruko bahkan bisa mencapai Rp. 20 juta perbulan, apalagi bila berlokasi di Ketapang.

Sekedar gambaran, rumah di Ketapang yang menjadi base camp tim SIWAKZ ALSOFWA saat ini disewakan dengan harga Rp. 18,5 juta untuk 3 bulan. Sementara itu tak jauh dari base camp, sebuah lembaga relawan bahkan menyewa rumah hingga mencapai harga Rp. 500 ribu per hari.

Memang tidak semua orang atau tim relawan menempati rumah atau ruko sewaan, banyak dari mereka yang membuat posko di Pendopo Banda Aceh atau mendirikan tenda-tenda di halaman instansi-instanssi pemerintah atau di masjid-masjid. Namun bila dibandingkan dengan jumlah orang atau tim yang datang tempat-tempat tersebut tentu saja tidak mencukupi. Agaknya situasi seperti ini dilihat dengan jeli sebagai peluang bisnis bagi calo dan pemilik rumah atau ruko sehingga dalam waktu singkat harga sewa tersebut terus naik membumbung tinggi.

Ironis memang, di saat mereka tiba dengan dana ummat untuk membantu masyarakat Aceh justru pada sisi yang sama sebagian masyarakat Banda Aceh yang tergolong ‘beruntung’ karena masih memiliki rumah memanfaatkan situasi ini sebagai peluang bisnis yang amat tidak rasional (dengan nilai mencapai 10 kali lipat) sehingga menambah beban para relawan yang ikhlas membantu saudaranya. (bsk).