Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176)

”Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.”(QS. Al-A’raaf: 176)

Setelah empat belas abad sejak al-Qur’an diturunkan, ilmu pengetahuan modern sampai pada sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa anjing tidak memiliki kelenjar keringat melainkan dalam jumlah yang sangat sedikit di bagian dalam telapak kakinya. Kelenjar-kelenjar ini tidak cukup membantu kestabilan tubuh anjing. Karena, fungsi dasar dari kelenjar ini adalah untuk mrnstabilkan dan menurunkan temperatur di tubuh dan di sekitar tubuh anjing.

Kekurangan jumlah kelenjar ini, membuat anjing berusaha menurunkan temperatur tubuhnya dengan cara menjulurkan lidah. Karena, pada saat itu lidah dan rongga mulut dapat kontak langsung dengan udara. Anjing melakukan hal ini dalam keadaan leetih atau tidak.

Fakta ilmiah ini membuktikan tingkat keilmiahan ayat-ayat al-Qur’an.

(Sumber:الإعجاز العلمي في الإسلام والقرآن الكريم oleh Muhammad Kamil ‘Abdush Shomad, edisi Indonesia penerbit Akbar hal. 165 dengan sedikit perubahan. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)