Seperti dimuat dalam pemberitaan beberapa waktu lalu, perseteruan antara gereja Katholik (GK) Ukraina dan gereja Orthodoks (GO) yang mayoritas semakin meruncing akibat kengototan pihak pertama untuk memindahkan kantor pusatnya ke ibukota Kiev padahal sudah dilarang pihak kedua yang menuduhnya telah berupaya melakukan ‘ekspansi’ ajarannya kepada pemeluk GO.

Kini, ahad kemarin, nampaknya pihak GK jalan terus dengan rencananya untuk memindahkan kantor pusatnya dari kota Lavayiv, sebelah barat ibukota Kiev tersebut di tengah gelombang protes keras yang dilancarkan pihak GO. Tindakan ini merupakan langkah yang sangat berbahaya mengingat sebelumnya para pemimpin GO telah memperingatkan akan terjadinya api fitnah dan ketegangan yang akan semakin memuncak bahkan bisa beralih ke bentrok fisik bila pihak GK tetap tidak mengindahkan larangan mereka tersebut.

Dihadiri sekitar 1000 penganut GK dan para pendetanya, kardinal Lopomo Hosar, uskup GK di Ukraina melakukan misa keagamaan sembari mengumumkan tekadnya untuk tetap memindahkan kantor pusat GK dari kota Lavayiv.

Berdasarkan laporan kantor berita Assiciated Pers, saat para pendeta dan jema’atnya sedang melantunkan lagu-lagu gereja dan menuntut didirikannya kantor pusat GK dalam tataran yang lebih tinggi di ibukota, ribuan orang penganut GO berkonsentrasi dengan membawa panji berwarna merah dan ikon-ikon Orthodoks. Mereka berteriak-teriak melalui alat pengeras suara guna mengganggu kalimat yang disampaikan kardinal Hosar sehingga orang-orang yang berada di dalam gereja itu tidak mendengarnya.

Para pemrotes tersebut meneriakkan yel, “Orthodoks atau mati!!!” sementara sebagian lagi meneriakkan, “Kalain bisa membunuh kami tetapi kalian tidak bisa merampas iman kami!!!”

Para pengamat menilai, langkah yang dilakukan GK secara terbuka pada hari Ahad di Ukraina itu jelas akan menjadi ancaman serius bagi GO yang menguasai seluruh negeri itu. Mereka menuduh para pendeta Katholik melakukan kegiatan untuk ‘merebus’ keyakinan mereka dan memaksa mereka agar pindah ke Katholik.

Kantor berita tersebut menyiratkan, sekitar 10% dari total penduduk Ukraina yang mencapai 48 juta jiwa adalah penganut Katholik yang memberikan loyalitas mereka kepada kepausan Vatikan. (ismo/AS)