Khutbah pertama

Amma ba’du :

Ayyuhal muslimun ! Bertakwa kepada Allah adalah rahasia kesuksesan, jalan kemenangan, dan sumber kebaikan. Jika anda menginginkan kebahagiaan dan kebaikan, mencari petunjuk dan keberuntungan serta mengharapkan kebajikan dan kesuksesan maka anda harus bertakwa kepada Allah. Bertakwalah secara konsisten pada pagi dan petang, siang dan malam.

Ibadallah ! Kejernihan akidah, kebersihan tauhid, keselamatan agama dan pengingkaran terhadap penyekutuan Tuhan adalah kewajiban yang dibebankan Allah kepada semua orang. Dalam rangka itulah, Allah menurunkan Kitab-kitab SuciNya dan mengutus Rasul-RasulNya.

وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُون

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:”Bahwasanya tidak ada Ilah(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku“. (QS.Al-Anbiya’ :25)

Siapakah yang bisa menjadi tempat mengadu dalam situasi yang sulit, selain Allah ? Siapakah yang bisa menjadi tempat mengungsi di saat terjadi bencana dan malapetaka, selain Allah ? Dan siapakah yang bisa menjadi pelarian dalam suka dan duka, susah dan mudah, selain Allah ?

فَفِرُّوا إِلَى اللهِ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ وَلاَتَجْعَلُوا مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ إِنِّي لَكُم مِّنْهُ نَذِيرٌ مُّبِينٌ

Maka segeralah kembali kepada (menta’ati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Dan janganlah kamu mengadakan ilah yang lain di samping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (QS.Az-Zariyat :50-51)

Dialah yang bisa menolak mudharat dan memiliki manfaat. Dialah yang memiliki kerajaan, pemberian, pencegahan. Dialah memiliki segala perintah. Dialah pemilik segala ciptaan. Dan hanya di tangan-Nya lah kepemilikan segala sesuatu. Keputusannya pasti terlaksana, ketentuannya pasti terjadi, tidak ada yang bisa menahan apa yang dia berikan , tidak ada yang bisa memberikan apa yang dia tahan, tidak ada yang bisa menolak apa yang dia putus. Dia lah satu-satunya yang bisa diharapkan pertolonganNya untuk melenyapkan setiap bencana dan menghilangkan setiap kesulitan. Malaikat, Nabi, orang shalih, para wali apalagi tuhan lain selain Allah tidak ada yang bisa menolak mudharat dan mendatangkan manfaat.

وَلاَيَمْلِكُونَ مَوْتًا وَلاَحَيَاةً وَلاَنُشُورًا

Dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. (QS. Al-Furqan :3)

قُلْ أَفَرَءَيْتُم مَّاتَدْعُونَ مِن دُونِ اللهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللهُ بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ الْمُتَوَكِّلُونَ

Katakanlah:”Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya.Katakanlah:”Cukuplah Allah bagiku”.Kepada-Nyalah bertawakkal orang-orang yang berserah diri.” (QS. Az-Zumar :38)

مَّايَفْتَحِ اللهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحْمَةٍ فَلاَ مُمْسِكَ لَهَا وَمَايُمْسِكْ فَلاَ مُرْسِلَ لَهُ مِن بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat,maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu.Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Fathir :2)

Ibadallah ! Jika makhluk Allah yang paling baik dan hamba Allah yang paling utama ( Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) diberi tahu oleh Allah dengan firmanNya :

قُل لآَّأَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَاشَآءَ اللهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَامَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah:”Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (QS.Al-A’raf :188)

Dan Allah melarangnya dengan firmanNya:

وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللهِ مَالاَيَنفَعُكَ وَلاَيَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ وَإِن يَمْسَسْكَ اللهُ بِضُرٍّ فَلاَ كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَرَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشآءُ مِنْ عِبَادِهِ

Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim”.Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Yunus :106-107)

Kalau beliau ( Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam) harus bersikap seperti itu berarti yang lain harus lebih berhati-hati dan waspada terhadap masalah itu. Harus menjaga tauhidnya kepada Tuhan, menyerahkan segala urusan kepadanya, dan meyakini sembahan selain Dia adalah batil.

ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَايَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ

Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil . (QS.Luqman :30)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah pernah bermunajat kepada Allah dengan mengatakan :

Wahai tuhan tempatku berlindung dari apa yang kukhawatirkan
Wahai tuhan tempatku berlindung dari apa yang kutakutkan
Manusia tak bisa menambal tulang yang engkau patahkan
Dan mereka pun tak bisa mematahkan tulang yang Engkau patahkan .

Ya hamalatal akidah ! Wa ya hurrasal millah ! Itulah dia tauhid yang murni yang harus dipegang teguh oleh umat Islam dan harus selalu mereka ikuti tanpa menoleh kepada yang lain, dalam rangka mengikuti jejak para utusan Allah. Simaklah bagaimana Al-Khalil Ibrahim ‘Alaihissalam mendeklarasikan tauhid dalam menentang kaumnya :

قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ أَوْ يَنفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ قَالُوا بَلْ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا كَذَلِكَ يَفْعَلُونَ قَالَ أَفَرَءَيْتُم مَّاكُنتُمْ تَعْبُدُونَ أَنتُمْ وَءَابَآؤُكُمُ اْلأَقْدَمُونَ فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّي إِلاَّرَبَّ الْعَالَمِينَ الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ وَإِذَامَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ وَالَّذِي أَطْمَعُ أَن يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

Berkata Ibrahim:”Apakah berhala-berhala itu mendengar (do’a)mu sewaktu kamu berdo’a (kepadanya)?,
atau (dapatkah) mereka memberi manfa’at kepadamu atau memberi mudharat”? Mereka menjawab:”(bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”. Ibrahim berkata:”Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah,kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Rabb Semesta Alam,(yaitu Rabb) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku,dan Rabbku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit.Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (Ibrahim berdo’a):”Ya Rabbku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
(QS.Asy-Syu’ara’ :72-83)

Wahai umat tauhid ! dengan metode yang benar dan iman yang kuat, Islam mendidik para penganutnya untuk bergantung kepada Allah semata. Baik sebagai individu maupun kelompok. Islam juga mengangkat akal dan memelihara fitrah mereka. Serta menjaga hati dan pikiran mereka agar tidak bergantung kepada selain Allah. Maka Islam menjauhkan umatnya dari prasangka, khayalan, ilusi dan mitos yang bisa mempermainkan akal sehat, merusak hati, dan memutus jalan. Juga tidak menerima dan menutup pintu di depan setiap pengaku, dajjal, pembohong dan pendusta yang mengklaim bahwa ada pihak lain di luar Allah yang turut mengatur alam semesta atau berkuasa di jagat raya. Sungguh Allah terlalu jauh dari apa yang mereka katakan.

Tidaklah kita berfikir wahai hamba Allah ? Di mana akal kita ? Apa yang mengotori hati ? Apa yang menyerang akal sehat ? Apa artinya kecenderungan dan kebingungan ini (di dalam tariqat) ? Apa gunanya buhul yang di ikat ? Apa manfaat yang diharapkan dari manik-manik yang dikumpulkan atau gelang yang di pasang di tangan dan kaki ? Apa manfaat tumbal dan tabir ? Apa faedahnya kalung keramat, jimat, isim, dan rajah ? Semua itu adalah kebodohan dan kesesatan, keburukan dan kerusakan, penyimpangan di dalam hati dan fitrah, dan pelecehan terhadap kemuliaan akal dan kehormatan fikiran .

Imam ahmad dan lain-lain meriwayatkan Hadist marfu’ dari Uqbah bin amir -yang artinya- :

‘Barangsiapa yang memakai kalung tamimah (jimat), Allah tidak akan memberinya kesempurnaan. Dan barangsiapa yang memakai kalung wada’ah (kerang keramat), Allah tidak akan memberinya perlindungan. ( HR. Ahmad, 4/154, dan Al-Hakim, 4/216 )

Dalam riwayat lain dinyatakan :

‘ Barangsiapa yang memakai kalung tamimah (jimat), ia telah berbuat syirik ‘’. (HR. Ahmad, 4/156 dan Al-Hakim, 4/219)

Ya ummatal akidah ! Begitu juga dengan mempercayai orang-orang yang mengaku mengetahui perkara gaib. Atau datang (berkonsultasi) kepada para dukun, peramal, penebak, astrolog, tukang mantera, dan pengikut dajjal yang mengaku mampu memberikan informasi tentang perkara gaib. Padahal sebenarnya hanyalah kebohongan, dusta, mengada-ada, dan mengaku-ngaku. Semua itu adalah kesesatan, kebatilan, penyakit yang berbahaya, dan keburukan yang memprihatinkan. Sebab, pengetahuan tentang perkara gaib hanya di kuasai oleh Allah.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

قُل لاَّيَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ الْغَيْبَ إِلاَّ اللهُ

Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah. (QS.An-Naml :65)

Sungguh jalan-jalan itu tidak mengerti tentang krikil dan burung-burung pencegah pun tak tahu apa yang akan diperbuat oleh Allah.

Imam Muslim mencatat Hadits yang diriwayatkan dari salah satu istri Nabi, bahwasanya beliau bersabda-yang artinya- :

Barang siapa yang mendatangi peramal (para normal) lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka shalatnya tidak akan diterima 40 malam. (HR. Muslim, 2230 )

Barang siapa yang mendatangi peramal atau dukun (yang mengaku mengetahui masa depan) lalu ia mempercayai yang dikatakannya, maka ia telah kufur tehadap apa yang diturunkan kepada Muhammad. (HR.Ahmad, 2/429 Abu Daud, 3904, At-Tirmidzi,135, Ibnu majah, 639 dan Al-Hakim,1/8 )

Ikhwatal iman ! berinteraksi dengan sihir berarti menggabungkan antara kekufuran dan merugikan orang lain. Karena tidak jarang orang-orang yang awam, sakit hati, lemah iman dan lemah akal beranggapan bahwa seorang penyihir bisa melakukan apa saja sesuka hatinya. Terkutuklah musuh Allah, Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَلَكِّنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآأُنزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولآ إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلاَ تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَاهُم بِضَآرِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَالَهُ فيِ اْلأَخِرَةِ مِنْ خَلاَقٍ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهِ أَنفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Tetapi hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Dan, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS.Al-Baqarah :102)

Ma’asyiral muslimin ! Sihir adalah salah satu hal yang merusak dan dosa besar yang membinasakan. Allah dan Rasulnya telah memperingatkan umatnya agar tidak terjerumus ke dalamnya. Sebagaimana dinyatakan di dalam hadist riwayat Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu pada Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim.

Jauhilah tujuh hal yang merusak. (HR.Al-Buhkari,2766 dan Muslim, 89 )

At-tirmizi meriwayatkan dari Jundub Radiyallahu Anhu :

Hukuman bagi penyihir adalah dipenggal dengan pedang.(At-Tirmizi,1460, dan Al-Hakim,4/360 )

Hal itu tidak lain karena besarnya ancaman bahaya dan fitnah yang bisa ditimbulkannya.

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ،

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ

Amma ba’du :

Ibadallah ! Maka, waspadalah wahai hamba Allah ! Gantungkan harapan anda kepada Allah. Didiklah putra-putri anda dengan akidah yang benar. Besarkanlah keluarga anda dengan iman. Peliharalah mereka dengan dzikir dan Al-Qur’an. Sesungguhnya tahapan krusial yang dilalui umat menuntut adanya keseriusan dalam meluruskan pemahaman sesuai dengan jalur yang ditempuh oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sementara bertahan di kehidupan yang semu dan basa-basi, tanpa kejujuran di dalam akidah dan keyakinan, hanya akan membuat masalah ini semakin kompleks dan membuat kebatilan semakin laris dan kuat. Namun Allah selalu menjaga agamaNya, meninggikan kalimatNya, dan menolong para pendukungNya, kendati orang-orang musyrik tidak suka dan para pembohong serta berbuat sesuka hati.

Dengan menyebut asma-asmaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang luhur, kita memohon kepada Allah agar berkenan menjadikan kita sebagai orang-orang yang bisa memberikan petunjuk dan mengikuti petunjuk. Bukan sebagai orang-orang yang sesat dan menyesatkan. Semoga kita bisa hidup berlandaskan iman, mati dan bangkit kembali dihari kiamat berasaskan akidah yang benar.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)

اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

( Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun Edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky )