Kita beriman kepada takdir yang baik dan yang buruk dari Allah Subhaanahu Wata’ala, yaitu dengan mengimani bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu, dan telah menuliskan segala sesuatu di Lauh Mahfuzh serta kehendak-Nya terlaksana pada segala sesuatu, dan bahwa Dialah satu-satunya pencipta segala sesuatu.

Tentang ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu telah ditunjukkan oleh firman-Nya,

رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ

“Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.” (Ibrahim: 38).

Dalam ayat lain disebutkan, “Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. “ (Ath-Thalaq: 12).

Dalam ayat lain disebutkan,

عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Yang mengetahui yang ghaib. Tidak ada yang tersembunyi daripada-Nya seberat dzarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (Saba’: 3).

Tentang telah tertulisnya segala sesuatu ditunjukkan oleh firman-Nya,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

“Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lahul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Al-Hadid: 22).

Dalam ayat lain disebutkan, “Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal”.” (At-Taubah: 51).

Dalam ayat lain disebutkan, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (Al-Haj: 70).

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Amr bin Al-’Ash radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah telah menetapkan ketentuan para makhluk lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” Beliau juga mengatakan, “Dan ‘Arsy-Nya di atas air.”

Dari Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللهُ الْقَلَمَ فَقَالَ لَهُ: اُكْتُبْ، قَالَ: رَبِّ وَمَاذَا أَكْتُبُ؟ قَالَ: أُكْتُبْ مَقَادِيْرَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى تَقُوْمَ السَاعَةُ.

“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah qalam, lalu berfirman kepada-Nya, “Tulislah” Qalam berkata, “Wahai Rabb, apa yang harus kutulis?” Allah berkata, “Tulislah ketentuan-ketentuan segala sesuatu hingga terjadinya Kiamat.” (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ahmad).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوْسَةٍ إِلاَّ وَقَدْ كَتَبَ اللهُ مَكَانَهَا مِنَ الْجَنَّةِ أَوِ النَّارِ، وَإِلاَّ وَقَدْ كُتِبَتْ شَقِيَّةً أَوْ سَعِيْدَةً.

“Tidak ada suatu jiwa pun kecuali Allah telah menetapkan tempatnya di surga atau di neraka, dan telah ditetapkan juga ia itu menderita atau bahagia.” (Diriwayatkan oleh Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ لِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَلَوِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمَ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ.

“Dan ketahuilah, bahwa seandainya umat ini bersatu padu untuk memberi suatu manfaat kepadamu dengan sesuatu, niscaya mereka tidak akan memberikan manfaat apa pun kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu, dan seandainya mereka bersatu padu untuk memberikan madharat kepadamu dengan sesuatu niscaya mereka tidak akan memberikan madharat apa pun kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Pena telah diangkat dan lembaran (ketetapan) sudah kering.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dalam kitab musnadnya dan At-Tirmidzi).

Tentang berlakunya kehendak Allah pada segala sesuatu, ditunjukkan oleh firman-Nya,

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

“Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Al-Insan: 30).

Dalam ayat lain disebutkan,

فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ

“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. “ (Al-Buruj: 16).

Dalam ayat lain disebutkan, “Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. “ (Al-Haj: 18).

Dalam ayat lain disebutkan, “Dan Rabbmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). “ (Al-Qashash: 68).

Tentang kesendirian-Nya dalam menciptakan segala sesuatu Allah berfirman, “Padahal Allahlah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. “ (Ash-Shaffat: 96).

Dalam ayat lain disebutkan, “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. “ (Az-Zumar: 62).

Dalam ayat lain disebutkan, “Musa berkata, “Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk”. “ (Thaha: 50).

Allah pun berfirman yang menyatakan cakupan ketetapan-Nya terhadap segala sesuatu, “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. “ (Al-Qamar: 49).

Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kaum musyrikin Quraisy datang untuk menyangkal Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallamdalam masalah takdir, lalu turunlah ayat, “(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka di atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka), “Rasakanlah sentuhan api neraka”. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Al-Qamar: 48-49).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda,

كَلُّ شَيْءٍ بَقَدَرٍ حَتَّى اْلعَجْزِ وَالْكَيْسِ.

“Segala sesuatu itu ada takdirnya, bahkan termasuk kelemahan dan kecerdikan.” (Diriwayatkan oleh Muslim).