Beberapa saksi mata menguatkan bahwa tepatnya hari Jum’at, tanggal 4 Pebruari 2005 sekitar seratus personil kepolisian Tunisia memblokade jalan-jalan utama di kota tersebut guna mencegah para demonstran wanita yang memprotes sikap Pemerintah Tunisia yang mengundang perdana menteri Zionis Israel Ariel Sharon dalam rangka menghadiri konfrensi internasional yang akan diselenggarakan di negeri itu.

Partai-partai oposisi besar di Tunisia telah berjanji akan menghambat agar Ariel Sharon tidak menjadi pemimpin pertama Zionis Israel yang berkunjung ke Tunisia pada bulan Nopember dalam rangka menghadiri acara tersebut atas prakarsa PBB.

Partai-partai oposisi besar di Tunisia dan juga kelompok pemerhati HAM menyebutkan bahwa kedatangan Ariel Sharon dapat membawa “Aib Besar yang berkepanjangan” bagi negara. Perdana menteri Zionis Israel merupakan sosok yang dibenci di Tunisia akibat gaya politik pemerintahanya terhadap rakyat Palestina dan perannya sebagai menteri pertahanan selama masa agresi Israel terhadap Libanon tahun 1982 serta pembantaian yang dilakukannya terhadap rakyat Palestina, dulu dan sekarang.

Sementar itu, sekitar 400 personil polisi anti huru hara dan sejumlah besar personol militer yang berpakaian sipil memblokade ruangan utama penyelenggaraan konfrensi di tengah kota Tunisia di mana para pendukung partai oposisi telah mengadakan demontrasi pada hari Jum’at, tanggal 4 Pebruari 2005 sebagai sikap atas diundangnya perdana menteri Israel Arial Sharon. Personil-pesonil tersebut menyebar di seluruh jalan-jalan utama di tengah kota dan terbagi dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 30 personil yang sebagian besar di antara mereka berseragam sipil sebagai upaya untuk menghalau orang-orang yang hendak mendekati tempat ruangan utama konfrensi itu atau pun yang akan melakukan demontrasi di tempat-tempat lainnya. (istod/Ksn)