Oleh: Ust. Izzudin Karimi, Lc

Tanya:

Assalamu’alaikum waRahmatullaahi waBarakatuh,

Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur’an)”. Al Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat. (al an’am: 90) ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (yaa siin: 21)

Singkat saja, saya ingin sekali bertanya mengenai dua ayat al quran di atas. Jelas dikatakan dalam menyampaikan al qur’an seseorang tidak boleh menerima upah (dalam bahasa keseharian kita, bisa dikatakan amplop ataupun honor). Namun pada kenyataan yang kita lihat tidaklah demikian, setiap seseorang (dai, guru, kyai, dan sebagainya) selesai menyampaikan al qur’an pastilah diberikan imbalan dan pasti juga orang itu akan menerima. Saya sbagai orang awam melihatnya ko’ jadi jungkir balik dalam aplikasinya. Mohonpenjelasannya Ustadz. Syukron.

Wassalamu’alaikum warhamatullaahi wabarakatuh

Hormat Saya : Iman

Jawab:

Wa’alaikumussalam waRahmatullahi waBarakatuh

Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Amma ba’du.

Perhatikan bunyi ayat, “Aku tidak meminta upah.” “Orang yang tiada meminta balasan.” Beda antara meminta dengan menerima, orang yang menerima belum tentu meminta, yang diberi tanpa meminta tidak dilarang untuk menerima.

Dari Salim bin Abdullah dari bapaknya Abdullah bin Umar dari Umar bin al-Khatthab berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberiku maka aku berkata, “Berikan kepada orang lain yang lebih memerlukan.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ambillah, jika ada harta yang datang kepadamu sementara kamu tidak meminta dan tidak mengharapkan maka ambillah dan jadikan ia hartamu, jika kamu mau makan makanlah, jika kamu mau maka sedekahkanlah.” Muttafaqalaihi.

Shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam .