Definisi Hadits Mudhtharib
Mudhtharib adalah bentuk isim fa’il dari kata kerja Idhthoroba yang berarti semrawut dan tidak beraturan.
Adapun dalam ilmu hadits, hadits ini didefinisikan oleh sebagian ulama dengan :

“Hadits yang diriwayatkan dari berbagai bentuk yang berbeda-beda, yang semuanya sama kuatnya”

Maksud dari definisi tersebut adalah bahwa hadits Mudhtharib adalah hadits yang diriwayatkan dengan banyak bentuk yang berbeda-beda dan saling bertentangan, dimana tidak mungkin sama sekali bagi hadits itu untuk dikompromikan. Dan seluruh riwayat tersebut sama kuatnya dari semua sisi, yang tidak memungkinkan untuk mentarjih (memilih yang paling kuat) salah satunya dari yang lain.
Dari sini jelaslah bahwa sebuah hadits tidak dinamakan Mudhtharib, kecuali ada padanya dua unsur dibawah ini, yaitu :

1. Berbedanya riwayat-riwayat hadits yang mana tidak mungkin untuk dikompromikan.
2. Sama kuatnya seluruh riwayat-riwayat tersebut dimana tidak bisa untuk ditarjih salah satunya dari yang lain.

Adapun apabila salah satu riwayatnya lebih kuat dari yang lain atau bisa di jama’ (dikompromikan) dengan cara yang bisa diterima, maka status mudhtharib hilang dari hadits tersebut. Dalam hal ini kita mengamalkan yang rajih atau mengamalkan semua riwayat dalam kondisi bisa di jama’.

Pembagian Haidts mudhtharib
Hadits Mudhtharib dilihat dari letak terjadinya idhthirab (kegoncangannya) terbagi menjadi dua macam :
1.Mudhtharib Matan
2.Mudhtahrib Sanad, jenis inilah yang lebih banyak terjadi.

Contoh Hadits Mudhtharib
1.Contoh Hadits Mudhatharib pada sanad
Adapun contoh dari hadits Mudhtharib pada sanad adalah hadits Abu Bakar :

يا ر سو ل الله أراك شبت. قال : ((شيبتنى هود وأ خوا تها))

“Ya Rosulullah saya lihat anda telah beruban. Nabi Sallallahu ‘Alahi Wasallam menjawab : “Surat Hud dan saudara – saudaranya telah membuat saya beruban” (HR. Tirmidzi)

Imam Daruquthni mengatakan bahwa hadits ini mudhtharib, karena hanya diriwayatkan melalui Abu Ishlaq dan terjadi perselisihan pada riwayat dari nya yang mencapai 10 macam sisi perbedaan.
Sebagian rawi meriwayatkannya secara mursal, yang lain meriwayatkannya secara maushul, ada yang menjadikannya dari musnad Abu Bakar, ada yang menjadikannya musnad Sa’ad dan adapun yang dari musnad Aisyah.
Dan para rawinya adalah tsiqat, tidak mungkin untuk mentarjih salah satunya dari yang lain dan jama’ juga tidak dimungkinkan.

2. Contoh Hadits Mudhtharib pada matan
Adapun contoh Mudhtharib pada matan adalah hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi dari Syarik dari Abu Hamzah dari Sya’bi dari Fathimah binti Qais, beliau berkata :

سنل رسول الله عن الز كاة فقال : (( إن فى المال لحقا سو ى الز كا ة))

“Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam ditanya tentang zakat, maka beliau menjawab : “Sesungguhnya paa harta itu ada hak orang selain dari zakat”.
Sementara pada riwayat Ibnu Majah melalui jalan ini Rasulullah bersabda :

((ليس فى المال حق سو ى الز كا ة))

“Tidak ada sesuatu hak pada harta itu, selian dari zakat”.

Al – Iraqi rahimahullah berkata : “Ini adalah idhthirab (kegoncangan) yang tidak bisa ditakwil”

Hadits Mudhtharib adalah termasuk dari jenis hadits yang dhaif dan tertolak. Penyebab kedhaifannya adalah bahwa idhthirab memberikan isyarat tidak terdapatnya dhabt pada rawi-rawinya.

Kitab yang khusus membahas tentang hadits Mudhtharib adalah kitab : Al-Muqtarib Fi Bayani Al-Mudhtharib, karangan Al-Hafidz Ibnu Hajar.
Wallahu A’lam

(Diambil dari : Taisir Musthalah Hadits oleh Dr. Mahmud Thahhan dan diposting oleh Abu Maryam Abdusshomad)