Al-Barqy(1 ) berkata:

“Saya melihat seorang perempuan di dusun. Saat itu, salju sudah turun dan semua tanamannya habis, rusak karena salju tersebut. Banyak orang yang datang untuk menghibur dan menampakkan rasa prihatin. Tiba-tiba perempuan tersebut menengadahkan pandangannya ke langit dan berdo’a: ‘Ya Allah, Engkaulah satu-satunya yang dapat diharapkan oleh makhluk(Mu) yang terbaik (yaitu manusia). Berada di tangan-Mulah pengganti dari apa-apa (tanaman) yang telah rusak. Maka, berbuatlah untuk kami sesuai dengan sifat yang Engkau miliki (Pengasih, Penyayang). Sungguh, rizki kami ada pada-Mu, harapan kami pun hanya kepada-Mu.’
Tak lama setelah itu, datang seorang kaya dan dermawan dari daerah tersebut. Dan setelah mendapat informasi tentang apa yang terjadi, orang tersebut memberikan uang untuk si perempuan tadi sebesar lima ratus dinar.”( 2)

[1] Dia adalah Abu Abdillah Ahmad bin Ja’far bin Abdu Rabbih bin Hassan. Seorang penulis yang dikenal dengan Al-Barqy. Lihat Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Tarikhnya 4/69.
[2] Al-faraj ba’das-Syiddah 1/181.