BAB UCAPAN ORANG YANG DATANG MELAMAR WANITA BAGI DIRINYA ATAU ORANG LAIN

Dianjurkan bagi orang yang hendak melamar untuk memulai dengan pujian kepada Allah dan sanjungan kepadaNya serta shalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengucapkan,

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

“Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata dan tiada sekutu bagiNya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya,” saya datang ke hadapan anda karena menyukai putri anda ‘Fulanah’ atau anak perempuan anda ‘Fula-nah binti Fulan’…. ” dan semisalnya.

Kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan Ibnu Majah serta selain keduanya, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

كُلُّ كَلاَمٍ (وَفِي بَعْضِ الرِّوَايَاتِ: كُلُّ أَمْرٍ) لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِالْحَمْدِ لله فَهُوَ أَجْذَمُ (وَرُوِيَ: أَقْطَعُ، وَهُمَا بِمَعْنًى وَاحِدٍ).

“Setiap pembicaraan (dan pada sebagian riwayat disebutkan, “setiap perkara”) yang tidak dimulai dengan memuji Allah (tahmid), maka dia terputus (ajdzam) barakahnya. (dalam riwayat lain diungkapkan “Aqtha'”, dan keduanya bermakna sama).”

Hadits ini hasan.

Dan “أَجْذَمُ” yaitu sedikit barakah.

Dan kami meriwayatkan dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,

كُلُّ خُطْبَةٍ لَيْسَ فِيْهَا تَشَهُّدٌ، فَهِيَ كَالْيَدِ الْجَذْمَاءِ.

“Setiap khuthbah yang di dalamnya tidak terdapat tasyahud, maka dia seakan-akan tangan yang terputus.” At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan.” Wallahu a’lam.

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf Al-Lomboky