Kami meriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim: dari Ibnu Abbas radiyallahu ‘anhu dari banyak jalur, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ: بِاسْمِ اللهِ، اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا، فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ، لَمْ يَضُرَّهُ (وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ: لَمْ يَضُرَّهُ شَيْطَانٌ أَبَدًا).

“Kalau seseorang hendak menyetubuhi istrinya, hendaklah dia mengucapkan “Dengan me-nyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau rizkikan kepada kami. Maka (ketika) ditakdirkan seorang anak bagi keduanya, niscaya setan tidak akan membahayakannya.” Dan dalam riwayat al-Bukhari “Niscaya setan tidak akan mampu membahayakannya selamanya.”

Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Kitab al-Wudhu`, Bab at-Tasmiyah Ala Kulli Hal, 1/242, no. 141; dan Muslim, Kitab an-Nikah, Bab Ma Yustahabbu An Yaqulahu Inda al-Jima‘, 2/1058, no. 1434.

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf Al-Lomboky