Tanya :

Syaikh Shalih Fauzan ditanya: “Apa hukumnya orang menggauli istri pada saat melaksanakan ibadah haji?”

Jawab :

Orang berihram tidak boleh bercumbu dengan istrinya baik berpelukan atau senggama atau perkataan yang menimbulkan birahi berda-sarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala : “Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerja-kan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasiq dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (Al-Baqarah: 197). Yang dimaksud dengan rafats adalah senggama dan faktor-faktor pe-nyebabnya baik berupa perkataan, pelukan, memandang atau sejenisnya. Adapun arti farodho fihinna adalah berihram dengan haji. Apabila ia telah tahallul dengan cara melakukan seluruh manasik dengan cara telah jumrah aqabah, mencukur, menggunting rambut atau thawaf ifadhah beserta sa’inya, maka ia boleh bercumbu dengan istrinya baik berupa pelukan, ciuman maupun senggama.