Sebagai rentetan dari sikap dunia Islam terhadap pemuatan karikatur penghinaan terhadap Rasulullah SAW oleh beberapa surat kabar Barat, sebuah surat kabar yang memiliki jaringan terluas di Iran mengumumkan diadakannya perlombaan melukis karikatur penghinaan paling bagus tentang tragedi yang disebut ‘Holocaust’ (yang diklaim Zionis sebagai tragedi pembakaran bangsa Yahudi). Hal itu dilakukan sebagai balasan atas tindakan beberapa surat kabar Barat yang memuat beberapa karikatur penghinaan terhadap sosok Nabi Muhammad SAW belakangan ini.

Surat kabar ‘Hamshahri’ berkilah, perlombaan dirancang untuk menguji sebatas mana batasan ‘kebebasan berpendapat’ yang telah dijadikan alasan oleh kebanyakan surat-surat kabar Eropa dalam pemuatan karikatur penghinaan terhadap Nabi SAW beberapa waktu ini.

Seperti yang dilansir kantor berita ‘REUTERS’, surat kabar Iran itu menambahkan, “Menjadi penting untuk dipertanyakan; apakah kebebasan berpendapat ala Barat itu juga memperkenankan berpendapat mengenai tindakan kriminal yang dilakukan Amerika dan negara Zionis atau tragedi seperti Holocaust? Ataukah kebebasan berpendapat itu hanya cocok untuk merendahkan prinsip-prinsip suci agama-agama Samawi semata.?”

Surat kabar itu menyiratkan, pihaknya mengajak para seniman dunia menggunakan kebebasan berpendapat tersebut untuk mengirimkan karikatur-karikatur penghinaan buah karya mereka seputar masalah-masalah tersebut dengan ikut berpartisipasi dalam perlombaan ini, jauh dari cara-cara provokatif untuk membangkitkan sentimen, persaingan dan tindakan kurang waras. Demikian seperti diklaim surat kabar tersebut.

Seorang panitia perlombaan, seperti yang dirilis surat kabar ‘REUTERS’ mengatakan, nantinya masing-masing dari hasil lukisan penghinaan oleh 12 pemenang akan dimuat. Di samping itu, pemenang juga akan mendapatkan hadiah dua keping uang emas, masing-masing senilai 140 dolar US (barangkali sumber berita ini salah mencantumkan, seharusnya 1400 atau 140 ribu dolar Us-red)

Seperti diketahui sebelumnya, surat kabar Denmark ‘Jyllands Posten’ yang pertama kali memuat karikatur penghinaan tersebut telah memuat 12 karikatur yang menghina Nabi SAW pada bulan September lalu. Beberapa surat kabar di Norwegia dan kebanyakan negara di Eropa bulan lalu ikut pula memuat karikatur penghinaan itu dengan alasan klasik ‘ikut andil mendukung kebebasan berpendapat.?!’

Sekedar untuk mengingatkan, sikap resmi pemerintah Iran dalam mereaksi tindakan penghinaan surat kabar Denmark itu sebenarnya datang terlambat. Kebanyakan negara-negara Arab dan Islam sudah terlebiih dahulu bereaksi dan mengambil sikap resmi yang tegas.

Sebagian dari pemerintah di negara-negara teluk ada yang telah memanggil para duta besar Denmark seperti Saudi Arabia dan Syria. Bahkan Libya malah menutup kedubesnya di Kopenhagen. (ismo/AH)

Pemimpin Negara-Negara Teluk Satukan
Langkah Boikot Produk Denmark

Sejumlah pemimpin negara-negara teluk dalam pertemuan yang diselenggarkan Lembaga Internasional Untuk Pembelaan Terhadap Nabi Penutup, Muhammad SAW (LIUPTN) sepakat menyatukan tujuan dan sikap rakyat dalam rangka membalas tindakan penghinaan oleh surat kabar Denmark. Pertemuan itu secara tegas mengeluarkan rekomendasi agar boikot rakyat diteruskan dan semakin ditingkatkan hingga mendatangkan hasil yang diharapkan penduduk muslim dunia dengan tetap membuka pintu dialog dan perundingan langsung dengan pemerintah dan perusahaan-perusahaan Denmark.

Para peserta pertemuan juga merekomendasikan perlunya pemerintahan negara-negara teluk untuk berupaya merumuskan gugatan hukum yang menilai tindakan pemilik surat kabar Denmark, para redaktur dan kartunisnya sebagai tindakan kriminal. Demikian juga terhadap setiap orang yang berupaya menghina para Nabi -shalawat dan salam atas mereka semua-.

Untuk mewujudkan hal itu, para peserta memutuskan untuk mendirikan kantor perwakilan yang mengkoordinir sikap rakyat di seluruh negara Arab dan Islam. Kepada salah satu situs Islam terkenal di timur tengah, Insinyur Sulaiman al-Bathi, juru bicara LIUPTN mengatakan, “Tujuan pertemuan ini adalah membentuk rujukan dan pimpinan tinggi bersama dari gerakan rakyat untuk mengontrol reaksi rakyat dan efektifitas boikot terhadap produk-produk Denmark.

Menurut al-Bathi, tujuan paling urgen dari pertemuan ini adalah mendirikan lembaga resmi yang memungkinkan pemeirntah Denmark untuk mengadakan perundingan dengannya bila ia menginginkan krisis yang dialaminya dengan umat Islam dunia dihentikan. Ini lebih baik, ketimbang Denmark terus beralasan bahwa masalah tersebut hanya masalah rakyat semata.?! (istod/AS)