Para ulama di Afghanistan, Ahad serukan jihad melawan Amerika Serikat bilamana dalam tiga hari ini tidak menyerahkan para penyidik militer yang terkait dengan penodaan terhadap mushaf al-Qur’an di penjara Amerika, Guantenamo, Kuba.

Peringatan ini dkeluarkan setelah 16 orang warga Afghanistan tewas dan lebih dari seratus orang mengalami luka-luka dalam sebuah aksi protes atas penodaan terhadap al-Qur’an di pangkalan militer Amerika, Guantenamo.

Para ulama di propinsi Badakhsyan, sebelah utara negeri itu mengatakan bahwa mereka menginginkan presiden George W Bush bereaksi cepat terhadap masalah tersebut dengan penuh kejujuran dan menyerahkan para pelakunya ke negara Islam agar diajukan ke pengadilan selama 3 hari dari diumumkannya maklumat ini. Pernyataan dalam seruan ini ditandatangani sekitar 300 orang tokoh agama setelah mereka mengadakan pertemuan di Abad Masjid, di distrik Faez.

Selain itu, beberapa organisasi dan partai politik, terutama OKI, Liga Arab, Hizbullah, Lebanon dan Jama’ah Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Suria mengungkapkan rasa jengkel mereka dan mengutuk keras tindak kriminal tersebut. Mereka menyerukan agar dilakukan penyidikan terkait dengan hal tersebut serta diajukannya para pelakunya ke pengadilan sehingga mendapatkan sanksi yang layak atas hal itu.

Seiring dengan maraknya protes dan unjuk rasa atas kasus tersebut, terungkap pula realitas baru yang menyebutkan bahwa tuduhan terhadap tindakan penodaan oleh pasukan Amerika di Guantenamo itu berakar pada peristiwa yang terjadi lebih dari setahun lalu, yaitu saat 3 orang narapidana yang dibebaskan dari penjara itu menyingkapkan peristiwa serupa yang dilakukan untuk pertamakalinya pada tahun 2004. Ketika itu, mereka bertiga mengeluarkan keterangan bersama bahwa para penjaga penjara telah melakukan penodaan terhadap beberapa lembar mushaf al-Qur’an dan melemparkan sebagiannya ke dalam sebuah wadah (kantong) yang digunakan untuk keperluan buang air besar (BAB) oleh para narapidana.

Seperti diketahui, presiden Afghanistan Hamed Kerzei telah meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menghukum dan menindak siapa saja yang terbukti terlibat dalam tindakan penodaan terhadap al-Qur’an tersebut. Sementara itu, reaksi atas kasus penodaan al-Qur’an tersebut terus disuarakan oleh berbagai negara dan organisasi Islam. Terakhir, dari PM Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, yang menegaskan bahwa kaum Muslimin tidak mungkin akan menerima penghinaan seperti ini andaikata dari sisi ekonomi mereka tidak lemah. (istod/AS)