Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

مَّايَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 18).

رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ : bermakna malaikat yang hadir yang disiapkan untuk mencatat amal dan sebagai saksi.

Dan Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

إِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

“Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengawasi.” (Al-Fajr: 14).

Maksudnya, Dia mendengar, melihat serta mengawasi perbuatan makhlukNya serta memberi balasan sesuai dengan usaha masing-masing dari mereka di dunia dan akhirat.

Saya telah menyebutkan apa yang Allah mudahkan dari dzikir-dzikir yang disunnahkan dan semacamnya pada pembahasan sebelumnya. Dan saya ingin menambahkan lafazh-lafazh (ucapan-ucapan) yang dibenci atau diharamkan, agar kitab ini menjadi kumpulan hukum-hukum lafazh dan penjelas bagian-bagiannya. Maka dari itu saya menyebutkan tujuan-tujuan yang dibutuhkan oleh setiap orang yang beragama. Dan sebagian besar lafazh yang saya sebutkan adalah masyhur. Oleh karenanya, saya meninggalkan sebagian besar dalil-dalilnya. Wabillahi at-Taufiq

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Yusuf Al-Lomboky