Para mahasiswa Muslim di beberapa universitas di Ethiopia melakukan serangkaian demonstrasi damai untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas tindakan pelecehan terhadap Mushaf al-Qur’an oleh seorang mahasiswa beragama Kristen di universitas Owasa, selatan negeri itu.

Dalam sebuah aksi damai, para mahasiswa itu berkumpul di universitas Adis Ababa. Sementara di dua universitas lainnya, yaitu universitas Jama dan Haramia, sebelah barat daya dan timur Ethiopia para mahasiswa Muslim juga melakukan aksi yang sama.

Seperti yang dilansir kantor berita aljazeera.net dari beberapa saksi mata, para mahasiswa Muslim itu seringkali mendapati sobekan lembaran Mushaf di toilet yang digunakan sebagai ‘tissue.’ Karenanya, selama 9 hari, mereka melakukan pengawasan terhadap beberapa toilet untuk mencari biang keladinya. Akhirnya, mereka berhasil menangkap biang keladinya tersebut, salah seorang mahasiswa beragama Kristen yang ketika itu ingin menggunakan sobekan lembaran mushaf yang ada di tangannya sebagai ‘tissue.’

Setelah berhasil menangkap pelaku tersebut, ia lalu diserahkan ke pihak rektorat kampus yang kemudian memberikan sanksi kedisiplinan dengan menskorsing mahasiswa tersebut selama dua tahun, di samping harus mendekam di kantor kepolisian.

Hanya saja, sanksi ini dinilai salah seorang pimpinan senat mahasiswa Muslim di universitas Owasa tersebut sebagai sanksi ‘kerdil.’ Ia mengatakan, Keputusan tersebut menunjukkan ketidakseriusan pihak universitas yang sebelumnya malah telah menskorsing seorang mahasiswa selama setahun penuh hanya gara-gara merobek diktat temannya. Bahkan mahasiswa lainnya justeru dikeluarkan dari universitas karena melakukan tindakan SARA.

Pimpinan senat Mahasiswa Muslim itu menjelaskan, para mahasiswa Muslim menuntut pihak berwenang untuk mengambil tindakan yang tegas dan serius sesuai peraturan yang berlaku serta mengajukan mahasiswa tersebut dan otak di balik perbuatannya itu ke hadapan pengadilan federal negara agar perbuatan-perbuatan sistemik yang bertujuan memprovokasi perasaan kaum Muslimin itu dapat segera dihentikan. Demikian pula, mereka menuntut dibuatnya undang-undang yang melarang pelecehan terhadap agama.

Protes-protes tersebut terjadi saat di mana beberapa instansi pendidikan di Ethiopia tengah menghadapi ketegangan yang semakin meningkat sejak pemilu bulan Mei lalu. Ketegangan itu menyebabkan ditundanya tahun ajaran baru sekarang ini di sebagian universitas. Di samping juga menyebabkan terjadinya serangkaian bentrokan antara para mahasiswa dan aparat keamanan dari waktu ke waktu di ibukota, Adis Ababa dan beberapa kawasan.

Patut dicatat, sekali pun umat Islam merupakan mayoritas di negara Afrika itu dengan persentase lebih dari 50% dari total penduduk yang berjumlah 70 juta jiwa, namun bila dibanding dengan persentase jumlah mahasiswa Muslim yang mengenyam bangku kuliah di negeri itu yang hanya sebesar 13% tentu terbilang sangat kecil sekali.!!! (istod/AS)