Allah Subhanahu waTa`ala berfirman,

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَ تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَاْلأَذَى

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (Al-Baqarah: 264).

Para ulama Tafsir berkata, “Maksudnya, janganlah kalian membatalkan pahalanya.”

(1101) Kami meriwayatkan dalam Shahih Muslim, Kitab al-Iman, Bab Ghilzhu Tahrim al-Isbal, 1/102, no. 106. dari Abu Dzar radiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ وَلاَ يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. قَالَ أَبُوْ ذَرٍّ: خَابُوْا وَخَسِرُوْا، مَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اَلْمُسْبِلُ، وَالْمَنَّانُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْكَاذِبِ.

“Tiga golongan yang Allah tidak berbicara kepada mereka pada Hari Kiamat, tidak memandang mereka dan tidak menyucikan mereka, dan mereka mendapat azab yang pedih.” Perawi berkata, ‘Beliau megucapkannya tiga kali.’ Abu Dzar berkata, “Mereka telah gagal dan merugi, siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Orang yang memanjangkan pakaiannya melewati mata kaki (musbil), orang yang menyebut-nyebut pemberiannya, dan orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu.”
الْمُسْبِلُ bermakna, orang yang memanjangkan pakaiannya melewati mata kaki. Tindakan isbal semuanya adalah haram dan dilarang. Dan yang paling parah adalah apabila dilakukan karena angkuh dan kesombongan, dan sepertinya inilah yang dimaksud di sini. Sedangkan الْمَنَّانُ bermakna, orang yang apabila berbuat kebaikan kepada salah seorang manusia, maka dia senantiasa menyebut-nyebutkannya untuknya atau untuk selainnya sehingga dia menyakiti dan melukai perasaannya.

Sumber : Ensiklopedia Dzikir Dan Do’a, Imam Nawawi, Pustaka Sahifa Jakarta. Disadur oleh Rifki Solehan El-Hawary.