Kami meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ اْلأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوْا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوْا عَلَيْهِ، لاَسْتَهَمُوْا.

“Seandainya manusia mengetahui pahala yang ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mungkin mendapatkannya kecuali dengan mengadakan undian niscaya mereka akan mengadakan undian.” (Shaf pertama adalah shalat berjamaah di shaf yang di belakang imam. Mereka mengundi untuk mengetahui siapa yang berhak beradzan dan shaf pertama, pent.).
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka berdua. (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab al-Istiham Fi al-Adzan, no. 2/96, no. 615; dan Shahih Muslim, Kitab ash-Shalah, Bab Taswiyah ash-Shufuf, 1/325, no. 437)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ، أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِيْنَ.

“Jika adzan untuk shalat dikumandangkan, maka setan lari terbirit-birit dan kentut, sehing-ga dia tidak mendengar adzan.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. (Shahih al-Bukhari, Kitab al-Adzan, Bab Fadhl at-Ta’dzin, 2/84, no. 608; dan Shahih Muslim, Kitab ash-Shalah, Bab Taswiyah ash-Shufuf, 1/294, no. 389, pent).

Dari Muawiyah Radhiyallahu ‘anhu , dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اَلْمُؤَذِّنُوْنَ أَطْوَلُ النَّاسِ أَعْنَاقًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Orang yang paling panjang lehernya pada Hari Kiamat adalah para muadzin.” Diriwayatkan oleh Muslim.(Kitab ash-Shalah, Bab Fadhl al-Adzan, 1/290, no. 387, pent.)

Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu , dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَيْءٌ، إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Tidak ada jin, manusia dan sesuatu yang mendengar gaung suara muadzin kecuali dia bersaksi untuknya pada Hari Kiamat.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari. (Kitab al-Adzan, Bab Raf’u ash-Shaut, 2/87, no. 609, pent.).

Hadits-hadits tentang keutamaan adzan sangat banyak.
Sahabat-sahabat kami berbeda pendapat, mana yang lebih utama: (mengumandangkan) adzan atau imamah (mengimami shalat) dalam empat pendapat. Yang lebih shahih adalah adzan lebih utama. Pendapat kedua: Imamah lebih utama. Pendapat ketiga: Keduanya sama, dan pendapat keempat: Jika dia yakin melaksanakan hak-hak Imamah dan memiliki syarat-syaratnya, maka Imamah lebih utama. Jika tidak, maka adzan lebih utama.

Sumber: dikutip dari Buku “Ensiklopedia Dzikir dan Do’a Al-Imam An-Nawawi Takhrij & Tahqiq: Amir bin Ali Yasin. Diterbitkan oleh: Pustaka Sahifa Jakarta. Telp. 021-84998039. Oleh: Abu Nabiel)