Kufur ( Kekafiran )

Kufur ada dua macam:

1. Kufur yang menyebabkan keluar dari agama, dan hal ini ada 5 macam:

  • Kufur karena mendustakan. Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala :
    “Siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau mendustakan kebenaran setelah datang kepadanya. Bukankah neraka tempat tinggal orang-orang kafir?”.(Al-Ankabut:68).
  • Kufur karena enggan dan sombong disertai sikap membenarkan. Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala :
    “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:’Sujudlah kamu kepada Adam’, maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.(Al-Baqarah: 34).
  • Kufur karena ragu. Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala :
    “Dan dia memasuki kebunnya sedang ia zhalim terhadap dirinya sendiri; ia berkata:’Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari Kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik daripada kebun-kebun itu’. Kawannya (mu’min) berkata kepadanya sedang ia bercakap-cakap dengannya: ’Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna? Tetapi aku (percaya bahwa) Dialah Allah Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku”. (Al-Kahfi:35-38).
  • Kufur karena berpaling. Firman Allah Subhannahu wa Ta’ala :
    “Dan orang-orang kafir itu berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka”.(Al-Ahqaf:3).
  • Kufur karena nifaq (bermuka dua). Firman Allah:
    “Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguh-nya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi), lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti”. (Al-Munafiqun:3).

2. Kufur yang tidak menyebabkan keluar dari agama, yakni kufur nikmat.

Dalilnya, firman Allah:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat:.4 (An-Nahl: 112).