Lembaga Kajian Islam al-Azhar, Mesir melarang dicetaknya sebuah buku yang mengajak kepada ‘agama Qadiyaniah’ dan menyimpang dari mazhab Ahlussunnah.

Dalam laporan pemeriksaan terhadap buku berjudul ‘Karitsah al-Khalij Wa an-Nizham al-Jadid’ (Petaka Teluk Dan Globalisasi) disebutkan, saat ini Mesir tengah menghadapi propaganda yang sangat intensif dari pemikiran-pemikiran rusak seperti ini yang bertujuan mengguncangkan aqidah Islam dalam jiwa kaum Muslimin dan menyebabkan mereka berada dalam ketidakmenentuan serta kehilangan identitas.

Seperti yang dilansir surat kabar ‘al-Jazeera’, laporan itu mengingatkan agar tidak terlibat dalam mempromosikan buku-buku seperti itu yang mengajak kepada pemikiran dan aliran sesat yang bertujuan mengguncangkan keimanan yang benar dan menyebarkan fitnah di kalangan sesama umat Islam.

Qadiyaniah adalah ‘agama’ yang batil, muncul pada akhir abad 19 Masehi di sebuah kampung bernama ‘Qadiyan’, wilayah Punjab, India. Dalam perjalanannya, aliran sesat ini mendapatkan restu dan pengayoman dari penjajah Inggeris kala itu.

‘Agama’ Qadiyaniah meyakini re-inkarnasi dan menyatakan bahwa Allah berpuasa, shalat, tidur dan berbuat salah -Maha Suci Allah dari segala apa yang mereka katakan itu-.!!

Bak gayung bersambut, surat-surat kabar Ibrani, Israel demikian gencar mempromosikan pemikiran dan keyakinan Qadiyaniah yang di negara Zionis itu memiliki kantor pusat besar, terletak di kota Kababir. Hal yang membuat senang pihak Zionis dari ajaran ‘agama’ baru ini adalah penolakannya terhadap doktrin jihad dan seruannya kepada bangsa Palestina agar tidak melakukan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan Zionis.!!??

Surat kabar ‘Maareev’, berbahasa Ibrani beberapa waktu lalu sempat mempublikasikan sebuah laporan bertajuk, “Islam: Bukan Seperti Yang Anda Yakini Selama Ini.” Surat kabar itu juga mengungkap upaya keras pemimpin Qadiyaniah di negeri Zionis, Mohammed Syaref Oadah sejak beberapa tahun lalu untuk menyebarkan ‘agama’ Qadiyaniah di tengah rakyat Palestina. (ismo/AS)