Ikatan Ulama Palestina (IUP), hari kamis kemarin menyerukan semua warga Palestina untuk berduyung-duyun menuju masjid Aqsha guna menyelamatkannya dari rencana zionis yang bertekad menerobos masuk ke dalam ruangan besarnya. Rencananya, kelompok ekstrem Yahudi akan mengerahkan sekitar 100 ribu warga pemukiman ke sana sebagai langkah menghalangi langkah penarikan mundur pasukan Israil dari jalur Ghaza.

Dalam keterangan persnya, IUP mengatakan bahwa seiring dengan meningkatnya ancaman zionis untuk menerobos masuk ke ruangan besar masjid Aqsha di balik kedok menghalang-halangi langkah penarikan mundur pasukan zionis dari jalur Ghaza, IUP mengungkapkan rasa penyesalannya yang teramat sangat atas ‘diam resmi’ negara Arab yang masih terus berlangsung. IUP mempertanyakan, “Kapan kaum muslimin akan bergerak membela masjid Aqsha dari tangan-tangan kotor zionis.?”

IUP mengajak rakyat Palestina untuk terus mempertahankan kiblat pertama dan tempat suci ketiga bagi umat Islam dan menghadang upaya apapun dari pihak zionis untuk menyentuh masjid Aqsha. IUP juga menegaskan bahwa tanggal 10 Maret mendatang adalah waktu pelaksanaan mobilisasi kaum muslimin secara besar-besaran untuk membela masjid Aqsha.

IUP mengajak semua kelompok-kelompok perlawanan Palestina agar melepas semua komitmen atau gencatan senjata apa pun dengan pihak zionis bila mereka terus melancarkan ancaman mereka untuk menerobos masuk ke ruangan besar masjid Aqsha. Hal ini untuk menunjukkan kepada orang-orang zionis tersebut bahwa mereka tidak akan pernah merasa aman selama masjid Aqsha terancam dan rakyat Palestina yang dulu menghadang seorang kriminal sekelas Ariel Sharon untuk menerobos masuk masjid Aqsha sudah sangat siap untuk menangkal dan menggagalkan semua rencana-rencana zionis yang penuh kedengkian itu.

Keterangan yang dikeluarkan IUP tersebut menambahkan, “Dan ikatan ulama Palestina menyerukan seluruh kelompok perlawanan untuk ikut bertanggung jawab atas pembelaan terhadap masjid Aqsha yang diberkahi dan tidak membiarkan tempat Isra’ Rasulullah SAW ini menjadi tawanan rencana-rencana zionis. Demikian pula, mengajak semua bangsa Arab dan umat Islam agar menyudahi sikap diam terhadap berbagai tindakan dan rencana zionis tersebut. Sejarah tidak akan mengasihani orang-orang yang lalai dalam membela masjid Aqsha.”

Dalam pada itu, club tawanan Iraq (CTI) mengajak di adakannya gerak jalan ’10 ribu’ peserta untuk memperingati hari tawanan Palestina. Kegiatan itu akan dimulai dari kota Ramallah pada tanggal 17 maret ini (kemarin).

Dalam keterangan persnya, CTI menegaskan bahwa kondisi para tawanan begitu serius. Salah seorang tawanan bernama Khalil Baraqi’ah, yang mendekam di penjara Hadareim, dalam suratnya menguatkan bahwa kehidupan di seluruh penjara sudah tidak manusiawi lagi. Para tawanan mengalami berbagai kesulitan mulai dari pemeriksaan dengan bertelanjang, pengabaian masalah kesehatan, pelarangan kunjungan bagi keluarga tawanan, penggeledahan kamar-kamar para tawanan hingga pemungutan uang denda. (istod/AH)