Surat kabar ‘Daily Telegraph’ dalam tajuk pembukanya menulis, pihaknya tidak melihat perlunya mencaci maki Paus karena statement-statementnya beberapa waktu lalu. Sebaliknya, surat kabar terkemuka itu mempertanyakan, “Kapan terakhir kali ada seorang pemimpin Islam meminta ma’af karena kritikan-kritikan orang-orang Islam terhadap umat kristiani di negara-negara Islam.?”

Dalam kalimat yang terkesan provokatif, surat kabar itu menulis, “Sudah saatnya bagi tokoho-tokoh gereja untuk menyampaikan kepada rekan-rekan mereka, kaum Muslimin perlunya mempelajari bagaimana cara menerima kritikan-kritikan seperti halnya yang mereka lakukan terhadap umat lain.” Demikian seperti yang diklaimnya.!?

Surat kabar terkemuka yang terbit di Inggeris, ‘The Guardian’ juga memperingatkan bahwa sikap permusuhan yang berlarut-larut antara umat kristiani dan Islam itu dapat menimbulkan bencana besar.! Akan tetapi, nampaknya masih banyak landasan-landasan kuat yang justeru mendorong rasa optimis untuk dapat menghindari terjadinya bencana besar tersebut.

Seperti yang dilansir ‘el-jazeera.net’, di akhir tulisan itu, ‘The Guardian’ menegaskan, “Penting bagi kepentingan pribadi Paus sendiri bilamana menunjukkan sikap peka yang lebih besar -mengingat statement politis tersebut yang demikian sensitif- terhadap beberapa catatan yang telah disampaikannya seputar keyakinan agama lain.!”

Sebelumnya, seorang penulis sebuah artikel di surat kabar ‘The Guardian’, Damial Tompson’ pernah mengatakan, ‘Sungguh suatu hal yang hina bilamana Paus dituduh memusuhi Islam dalam pidatonya sebab sepanjang sejarah Vatikan belum ada seorang ‘alim’ agung yang mempelajari Islam secara mendalam selain dirinya.!?’

Dalam klaimnya, penulis itu menambahkan, “Menurut Benediktus, di jantung Islam terdapat ketidakjelasan besar perihal kekerasan. Sumbernya berasal dari Rasul Islam itu sendiri yang membela penyebaran agama dengan mata pedang.!?”

Di akhir tulisannya yang mendukung statement-statement Paus, dengan sikap fanatik yang sangat kentara dan api kebencian yang menyala-nyala, penulis itu mengatakan, “Muhammad (SAW-red) adalah jenderal, yang pasukannya telah memenggal kepala ratusan tawanan.!!??” (Sikap terhadap tawanan, bandingkan dengan berita lain (ismo/AH)