Penjelasan tentang Hari kiamat

Iman kepada hari akhir merupakan salah satu dari rukun iman yang enam yang telah ditetapkan oleh al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan beriman kepada hari akhir juga merupakan salah satu hal yang diIngkari oleh orang-orang kafir Quraisy, sehingga al-Qur’an maupun As-Sunnah sangat banyak menyinggung tentang hari tersebut.

Adapun yang dimaksud dengan iman kepada hari akhir adalah keyakinan yang kuat akan kedatangannya karena mau tidak mau pasti terjadi, dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan banyak beramal shalih.

Dan termasuk iman kepada hari akhir adalah beriman dengan tanda-tanda kedatangannya yang pasti akan terjadi, beriman dengan kematian dan hal-hal yang akan terjadi setelahnya berupa fitnah, adzab dan kenikmatan di alam kubur, beriman dengan ditiupnya sangkakala dan apa yang akan terjadi saat terjadinya hari kiamat berupa ketakutan-ketakutan dan hal-hal yang mengagetkan (huru-hara kiamat), beriman kepada hal-hal yang akan terjadi di alam Mahsyar dan di serahkannya lembaran -lembaran catatan amal dan ditegakannya timbangan-timbangan amal, beriman kepada shirath, telaga (khaudh) serta syafa’at, beriman kepada surga dan kenikmatanya dan kenikmatan yang paling tinggi adalah melihat Wajah Allah Ta’ala, beiman kepada neraka dan siksaanya dan siksaan yang paling pedih adalah terhijabnya orang-orang kafir dari melihat wajah Rabb mereka Ta’ala. (lihat A’lamus-Sunnah al Mansyurah. Hal.54-55, oleh Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami rahimahullah dengan tahqiq dan ta’liq: Mushtafa Abu an-Nashr)

Telah berkata Abu ja’far Ath-Thahawy rahimahullah, “Kami beriman dengan hari kebangkitan dan dibalasanya amalan-amalan pada hari kiamat dan kami beriman terhadap Al-‘Ardhu (diperlihatkannya amalan-amalan hamba kepadanya) dan Hisab (diperhitungkannya amalan hamba) dan membaca kitab catatan amal serta pahala dan siksa, serta shirath dan mizan.”

Berkata Ibnu ‘Abil ‘Izz Ta’ala, “Keimanan dengan ma’ad (hari bangkit manusia dari kubur yakni hari kiamat) dari apa-apa yang telah ditunjukkan oleh al-Kitab dan As-Sunnah, serta akal dan fitrah yang selamat, maka Allah Ta’ala telah mengabarkan tentangnya dan menegakkan dalil atasnya dan membantah para pengingkarnya di dalam banyak surat-surat dalam al-Qur’an.

Dan merupakan perkara yang fitrah atas manusia adalah mengakui keberadaan Rabb, kecuali orang yang membangkang seperti Fir’aun. Berbeda halnya dengan iman kepada hari Akhir, maka sesungguhnya yang mengingkarinya banyak sekali. Padahal tatkala Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diutus sebagai Nabi terakhir, antara dirinya dan hari kiamat seperti jarak antara telunjuk dan ibu jari ketika dibentangkan. Beliau adalah al-Hasyir al-Muqafie. Beliau telah menjelaskan perkara-perkara yang sangat rinci tentang akhirat dengan penjelasan yang sejelas-jelasnya yang tidak terdapat di dalam kitab para nabi sebelumnya…(Syarh Aqidah Ath-Thahawiyah oleh Ibnu Abil ‘Izz hal 588-589 dengan tahqiq Abdullah at-Turky dan Syua’ib al-Arnauth terbitan. Muasasah Ar-Risalah tahun 1413 H-1993 M)

Dalil-Dalil tentang Hari Kiamat:

Adapun dalil-dalil tentang hari kiamat di antaranya firman Allah Ta’ala, artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami , dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan (kehidupan) itu, dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka tempatnya di neraka, karena apa yang telah mereka lakukan.” (QS.Yunus: 7-8)

“Sungguh, apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sungguh, (hari) pembalasan pasti benar.” (QS.Adz-dzariyyat: 5-6)

“Sesungguhnya hari kiamat benar-benar akan datang tidak ada keraguan di dalamnya.” ( QS.Ghafir: 59)

Adapun dalil dari as-Sunnah adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Aku telah diutus (sebagai Rasul) (jarak) antara aku dan hari kiamat seperti dari sini kesini atau seperti dua perkara ini. Dan beliau menggandengakan antara ibu jari dan jari tengahnya.” (HR. al-Bukhari dalam bab li’an )

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka hendaklah memuliakan tamunya…” (HR.al-Bukhari bab ikramudh-dhaif wa khidmatuhu)

Tanda-Tanda Hari Kiamat

Adapun tanda-tanda hari kiamat maka bayak sekali baik dalam al-Qur’an dan As-Sunnah, adapun contoh tanda-tanda hari Kiamat dari al-Qur’an adalah firman Allah Ta’ala, artinya, “Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, atau kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu tidak berguna lagi iman orang yang belum beriman sebelum itu, atu berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Kamipun Menunggu.” (QS. Al-An’am:158)

“Dan Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, kami keluarkan makhluk bergerak (daabah) dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia dahulu tidak yakin dengan ayat-ayat Kami.” (QS.An-Naml:82)

“Hingga apabila (tembok) Ya’juj dan Ma’juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan (apabila) janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat,..(QS. Al-Anbiya:96-97)

“Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas.” (QS. Ad-Dukhan: 10)

“Wahai Manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh guncangan (hari) kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. “ (QS. Al-Hajj:1)

Adapun contoh tanda-tanda hari Kiamat dari as-Sunnah adalah sebagaimana yang disebutkan oleh al-‘Allamah Hafizh al-Hakami rahimahullah, “Seperti hadits-hadits terbit matahari dari sebelah barat, hadits-hadist tentang daabah (hewan melata) hadits-hadits tentang fitnah seperti dajjal dan malaahim, dan hadits-hadist tentang turunya nabi Isa ‘alaihis salam dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj dan hadits-hadits tentang dukhan (kabut), hadit-hadist tentang angin yang mencabut arwah setiap orang mukmin dan hadits-hadits tentang api yang muncul serta hadist-hadist tentang khusuf (gerhana) dan selainnya (lihat Shahih Muslim no 2901 dari hadits Hudzaifah bin Usaid..lihat: A’lamu sunnah..dengan tahqiq : Mushthafa Abun-Nashr)

Sikap Mukmin dalam Menghadapi Hari Kiamat

Seorang mukmin dalam menghadapi hari Kiamat hendaknya dia mempersiapkan diri dengan amalan-amalan yang shalih yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Ta’ala dan surgaNya, yang menyebabkannya menerima catatan amal dari sebelah kanan. Begitu juga hendaknya ia menjauhkan diri dari hal hal yang dapat mendatangkan murka Allah dan siksaNya yang menyebabkannya mendapat catatan amal dari sebelah kiri, dengan merenungkan ayat ayat al-Qur’an, Sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengamalkannya seperti bertauhid kepada Allah Ta’ala dan menjauhi Syirik dan berbuat baik kepada manusia serta tidak menzhalimi mereka. Cobalah kita renungkan dengan baik firman Allah Ta’ala dalam surat al-Maidah:72, Ali Imran:133-137, juga al-Haqqah ayat:13-37, al-Zalzalah dengan sempurna dan ayat-ayat lain yang sangat banyak, juga renungkanlah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Barangsiapa yang beiman kepada Allah Ta’ala dan Hari akhir, maka muliakanlah tamunya dan “Barangsiapa yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari akhir Maka hendaklah menyambung tali silaturrahimnya, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah Ta’ala dan Hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam.” (HR.al-Bukhari, lihat takhrij haditst ini pada pembahasan sebelumnya).

Akhirnya kita memohon kepada Allah Ta’ala untuk mendapat ridha dan surgaNya, dan apa-apa yang dapat mendekatkan kepadaNya baik berupa ucapan maupun berbuatan. serta kita memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari murka dan siksaNya.

Oleh : Galih Abu Jabal As-Sundawy
Sumber:
1. A’lamu as-Sunnah al-Mansyuroh, Hafizh bin Ahmad al-Hakami.
2. Syarhu al-Aqidah ath-Thahawiyah, Ibnu Abdil ‘Izz.
3. Shahihu al-Bukhari.
4. Mukhtashar Ma’ariji al-Qabul, Hafizh bin Ahmad al-Hakami.
5. Raudhatu al-Anwar, Syafiyu ar-Rahman al-Mubarakfuri.