Pengaruh beliau terhadap gunung dan batu

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Usman, maka ia bergetar, beliau menjejaknya dengan kakinya sambil bersabda, “Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu adalah seorang nabi, shiddiq dan dua orang syahid.”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku mengetahui sebuah batu di Makkah mengucapkan salam kepadaku di Makkah sebelum aku diangkat menjadi nabi dan sampai sekarang aku mengetahuinya.”

Pengaruh beliau terhadap air

Di Hudaibiyah, orang-orang kehausan, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasukkan tangannya ke sebuh wadah, maka air memancar dari jari-jari beliau seperti mata air, mereka akhirnya minum dan berwudhu, Jabir ditanya, “Berapa jumlah kalian saat itu?” Dia menjawab, “Seribu lima ratus. Seandainya kami dua ratus ribu niscaya ia cukup bagi kami.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba di Tabuk, mata airnya sangat sedikit dan dangkal, hanya sebatas tali sandal, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengambil sebagian darinya dan meletakkannya ke sebuah bejana, beliau mencuci kedua tangan dan membasuh wajahnya, lalu air tersebut dikembalikan ke mata air semula, tiba-tiba airnya memancar deras.

Kisah segelas susu yang diminum oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Hurairah dan Ashabus Suffah yang berjumlah kurang lebih tujuh puluh orang, sampai-sampai saat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meminta Abu Hurairah untuk minum, dia berkata, “Cukup ya Rasulullah, tidak ada lagi ruang untuknya.”

Pengaruh beliau terhadap makanan

Saat menggali Khandaq, tiga hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat tidak merasakan makanan, lalu Jabir menyembelih domba kecilnya dan istrinya menggiling satu sha’ gandum, lalu Jabir mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau mengajak semua hadirin untuk ikut menyantap makanan yang sedikit itu. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang, beliau meludah dan memberkahi makanan, mereka yang berjumlah seribu orang itu makan dan kenyang, mereka meninggalkan rumah Jabir sementara makanannya masih sediakala.

Dalam sebuah peperangan para sahabat kehabisan bekal, akibatnya mereka dalam kesulitan, maka beliau meminta agar sisa-sisa makanan dikumpulkan di atas sebuah alas, setelah terkumpul dan jumlahnya tidak seberapa, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa dan mereka semuanya makan dengan kenyang dan mengisi kantong-kantong mereka dengannya sebagai bekal.

Pengaruh beliau terhadap biji-bijian

Seorang laki-laki datang meminta makan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau memberinya setengah wasaq gandum, laki-laki itu memakannya bersama keluarganya dan gandum tersebut tiada habis, kemudian laki-laki itu menakarnya, Nabi shallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kalau kamu tidak menakarnya, niscaya kalian akan terus memakannya dan ia mencukupi kalian.”

Ayah Jabir, Abdullah bin Haram, wafat dengan meninggalkan hutang, sementara hasil panen kebun kurmanya tidak mencukupi untuk membayar hutangnya, Jabir menceritakan hal ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyanggupi Jabir akan datang saat penakaran, ketika saatnya tiba, beliau datang dan beliau berjalan mengelilingi tempat penyimpanan kurma, kemudian beliau memerintahkan Jabir agar menakar sehingga dia melunasi hutang ayahnya. Jabir berkata, “Kurmaku masih tersisa seolah-olah tidak berkurang apa pun.”

Dari Aqidah al-Muslim, Dr Said bin Ali bin Wahf al-Qahthani.